Showing posts with label Experience. Show all posts
Showing posts with label Experience. Show all posts

Friday, 17 August 2018

Persiapan Seleksi Beasiswa LPDP Tahun 2018

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh..

Nggak terasa udah empat tahun nggak posting tulisan lagi di blog ini. Do you miss me?? Hehe
Jadi selama empat tahun ke belakang sebenernya ada banyak banget hal yang udah dilewati. Mulai dari Kerja Praktek, Kuliah Kerja Lapangan, Kuliah Kerja Nyata, trus ngerjain tugas akhir yang berawal dari seminar proposal, sidang antara, dan pada akhirnya bisa sidang akhir setelah melewati masa-masa sulit yaitu revisi dosen pembimbing berjuta kali yang udah bikin pening kepala. Ya mungkin itu sih yang bikin saya jadi males nulis blog, gara-gara ada tanggungan tulisan lain yang harus saya kerjain. Tapi pas jaman masih ngerjain tugas akhir sempet bosen juga trus akhirnya nerima tawaran dari kakak alumni yang kerja di konsultan buat jadi surveyor untuk suatu pekerjaan.

Thursday, 30 January 2014

Kebetulan yang Disengaja

Bismillah...
Kemarin saya membaca artikel yang membahas tentang percakapan antara orang atheis sama theis. Untuk lebih jelasnya baca aja di sini. Nah, di web nya Mas Panji itu beliau menanyakan kenapa si atheis memilih untuk jadi atheis, dan sebaliknya si atheis tanya kenapa Mas Panji memilih percaya Allah. Saya merinding sendiri saat baca artikel itu. Kok bisa ya orang berpikir bahwa Tuhan itu nggak ada? Naudzubillahimindzalik. Padahal ya banyak sekali tanda-tanda yang sudah diberikan Allah, misalnya alam semesta, air, udara, dan masih buanyaaak lagi. Kaya yang diungkapkan muallaf berikut.


Wednesday, 29 January 2014

Kejutan-Nya di Awal Tahun

Bismillah...

Sudah hampir dua minggu saya merasakan liburan semester ganjil. Sebelum liburan kebetulan saya harus menyelesaikan laporan dulu yang cukup menguras pikiran dan tenaga saya dan teman-teman kuliah saya. Jadi kata "liburan" saat kami berhasil menyelesaikan laporan menjadi sangat terdengar indah seperti nyanyian bidadari *halah. Namun setelah berjalan satu minggu, saya mulai merasa liburan ini mulai membosankan. Mungkin karena sebelumnya tadi harus bekerja keras dan saat liburan jadi kurang kerjaan sehingga seakan-akan jet lag ketika menikmati liburan.

Thursday, 19 December 2013

Bahagia itu Sederhana

Bismillah..

Alhamdulillah masih diberi kesempatan lagi untuk nulis setelah lumayan lama nggak nulis di blog ini. Sebagai warming up, saya mau curhat aja tentang pengalaman beberapa hari yang lalu ketika saya pergi ke Klaten.

Jadi Jumat dua minggu yang lalu saya dan enam orang teman saya, Mentari, Hana, Faizal, Fachrul, Nofa, dan Kiki hendak pergi ke Klaten untuk membeli beras mencari data statistika tentang ekonomi primer di kota tersebut. Sebenarnya saya agak aras-arasen juga waktu itu, tapi karena udah disetujuin bahwa objek penelitiannya di Klaten jadi ya udah, manut aja. Hehe

Setelah kuliah, sekitar jam setengah sebelas kami berangkat. Empat motor yang kami kendarai berjalan beriringan dengan Faizal, yang memang orang Klaten, memimpin di depan sebagai penunjuk jalan.

Setelah berjalan lebih dari setengah jam, tiba-tiba motor Mentari berhenti. Ternyata rantai motornya lepas. Kami pun terpaksa meninggalkannya di bengkel bersama Hana karena kami harus segera sampai sebelum kantor BPS tutup. Yah, ibarat di film drama, adegannya udah mirip sama pemain yang bilang "Tinggalkan kami... Kamu harus meneruskan perjuangan kami... Berjuanglah!". Lalu, kami pun meninggalkan mereka sambil menitikkan air mata melambaikan tangan.

Thursday, 14 November 2013

Ketemu Raditya Dika, It's Something

Hari Selasa kemarin kebetulan saya dapat tiket talkshow gratis dari temen. Sebenernya sih itu yang ngasih dosen, tapi karena temen saya mendadak nggak bisa dateng, saya pun dengan tangan terbuka menerima tiket tersebut.

Sebenernya saya biasa aja sama orang yang mau ngisi talkshow tersebut. Dia adalah Raditya Dika. Ya siapa sih yang nggak kenal dengan penulis yang punya follower bejibun ini? Saya juga misal nggak gratis males juga ikut acara ini. Bukan apa-apa sih, tiketnya mahal. Hehe

Nah, kebetulan juga di hari itu ada hal spesial lain. Hari itu adalah hari pertama saya jadi tentor. Alias jadi guru les. Saya terima tawaran tersebut selain karena emang butuh duit juga karena pengen nambah pengalaman aja. Soalnya sehari-hari kalo nggak kuliah saya cuma ngebo di kamar kost. Hhe. Selain itu karena ingat nasehatnya Imam Syafi'i:

Thursday, 22 August 2013

Back to College

Halo halo. Kali ini saya mau cerita tentang kuliah saya di awal semester ini. Muehehe. Maaf kalau jadinya label #Experience jadi kebanyakan, label yang lain belum ada ide mau nulis apa. Haha :D


Oke. Jadi di semester ini saya ambilnya kan 22 sks. Awalnya sih mau ambil 24 sks. Tapi nggak tau kenapa, setelah salat Dhuha tiba-tiba saya jadi ragu. Mungkin itu peringatan dari Tuhan biar saya nggak kejang-kejang di akhir semester. So, akhirnya dengan bismillah saya niati kuliah semester ini 22 sks saja :D

Lalu ceritanya tanggal 19 kemarin saya sudah dijadwalin masuk, tapi ternyata dosennya nggak ada. Akhirnya di MONsterDAY kemarin, seharian cuma disibukin sama rapat halal bi halal *fyuh.

Kemudian, di hari selanjutnya masih ada rapat lagi. Tapi di hari itu ternyata ada kuliah Analisis Sumber Daya Lingkungan. Sayangnya saya masuk terlambat karena jarkomannya telat -___-

Wednesday, 14 August 2013

Meet and Greet Alumni ROHIS SMANSARI

Assalamu'alaikum readers :D

Tidak terasa sudah seminggu berlalu meninggalkan bulan suci Ramadhan. Hiks. Tapi alhamdulillah di hari Raya Idul Fitri kemarin saya bisa kumpul sama saudara-saudara saya yang merantau di Jakarta. Dan yang paling membuat ramai suasana Idul Fitri kemarin yaitu karena ada Luqman, keponakan saya satu-satunya (baru satu soalnya, hehe)

Tapi di sini saya mau flashback dulu ke tanggal 5 Agustus 2013 kemarin. Kebetulan waktu itu saya diundang untuk menghadiri acara Temu Alumni Rohis di SMA saya tercinta. Nah, kenapa saya datang? Ya jawabannya karena diundang itu tadi. Hehe. Nggak ding, saya datang karena saya penasaran bagaimana wajah-wajah teman-teman Rohis saya dulu. Awalnya saya sempet malas buat datang karena saat itu kan udah hari-hari mendekati Idul Fitri. Maunya di rumah aja biar nggak kecapaian pas hari H-nya. Hehe

Wednesday, 31 July 2013

Dream

"Wah, mbak **** anaknya ibu ***** udah mau selesai kuliahnya. Minggu depan pulang dari Jerman."

*deg

Jantung saya tiba-tiba seperti tertohok palu. Ya, tentunya ini hanya kiasan. Mendengar kata-kata ibu di atas saya seakan hilang ingatan. Saya mulai bertanya-tanya. Siapa saya? Siapa jodoh saya? *eh

Berbicara tentang kuliah ataupun apalah yang berhubungan dengan mengunjungi tanah orang, itu selalu membuat saya kepingin. Apalagi ketika dulu saya masih duduk di bangku sekolah, di mana semua mimpi terasa sangat nyata untuk bisa dicapai. Alasannya, karena masih banyak orang-orang yang mengompori untuk menggapai mimpi itu, walaupun saat itu saya tidak tahu harus mulai dari mana. Namun sekarang, semua terasa berbalik seratus delapan puluh derajat.

Why?

Tuesday, 23 July 2013

Ini Ramadhanku, Bagaimana Ramadhanmu?

Alhamdulillah hari ini udah masuk hari ke 15 di Bulan Ramadhan. Berarti tinggal 15 hari juga (yang ikut puasa di 30 hari) saya dan umat muslim lain merayakan hari Raya Idul Fitri. Yeye :D

Duh cepet banget ya waktu berlalu. Rasanya baru kemarin ngerasa seneng banget bisa puasa sehari penuh, padahal itu udah sekitar 9 tahun yang lalu. Rasanya baru kemarin habis sholat tarawih ngumpul sama temen sepantaran buat tilawah, dan sekarang mereka udah pada merantau. Balik mungkin cuma setahun dua kali. Hmm, missing my childhood :')

Tuesday, 16 July 2013

My Journey to College 2

Hai hai :D
Maaf baru sempet ngepost lagi, padahal janjinya pas pengumuman SBMPTN ngepostnya. Hehe

Ikut seneng ya buat yang keterima SBMPTN nya. Terus buat yang belum keterima jangan sedih. Masih banyak jalan lain kalau tujuan kamu memang buat belajar. Masuk perguruan tinggi negeri bukan syarat buat dapat pekerjaan kok, misal akhirnya kamu masuk PTS pun itu juga tetep bakal ngasih manfaat buat kamu kalau kamunya emang niat buat belajar, nggak cuma buat gengsi doang :)

Nah, sekarang ngelanjutin postingan saya yang kemarin ya. Hehe

Saat awal masuk universitas itu, mungkin sama kaya universitas lain, saya harus registrasi ulang. Saya disuruh ngambil jas almamater, cek kesehatan, numpuk berkas, dan bayar sekolah tentunya. Di saat saya registrasi ulang itu, saya disambut sama kakak-kakak yang ternyata adalah kakak tingkat saya. Mereka ngasih brosur dan selebaran yang isinya info tentang tanggal-tanggal penting, kaya OSPEK, tes Bahasa Inggris, dan lain-lain. Karena mumpung ada kakak tingkat itu, saya nanyain ke salah satu dari mereka kira-kira bagaimana OSPEK yang akan saya jalani itu.

"Udah, dik. Tunggu aja tanggal mainnya. Seru kok!", jawab kakak yang rambutnya mirip Bruno Mars :p

Karena kakaknya jawab dengan tampang yang nggak meyakinkan, saya jadi curiga sama jawabannya. Kayaknya OSPEK saya ini bakalan bertolakbelakang sama yang diomongin kakak itu -___-

Setelah registrasi ulang itu saya masih bisa libur lagi sambil nunggu untuk masuk hari pertama OSPEK, yang ternyata sekarang namanya diubah jadi OSMARU. Kekhawatiran saya untuk sementara hilang karena posisi udah jauh dari kampus lagi. Sebagai anak kos baru saya malah mulai sibuk dengan usung-usung barang ke kos.

Namun, setelah H-1 saya baru ngerasain deg-degan. Pasalnya paginya saya harus udah datang jam setengah tujuh dengan perasaan cemas kalau ada bentakan kaya MOS waktu SMA dulu. Tapi untungnya di pagi pertama OSMARU itu kami hanya disuruh upacara dan mendengarkan sosialisasi dari kepolisian perihal bahaya tentang NII, yang kebetulan dulu lagi maraknya isu tentang hal tersebut.

Baru setelah jam 12 ke atas saya merasa tersiksa, saya sama teman-teman mahasiswa baru disuruh baris di dekat parkiran kampus disinari cahaya matahari yang bersinar dengan panasnya. Hemm, ternyata dugaan saya kalau hari itu nggak ada siksaan salah -___-
Dan siksaan pun bertambah di hari kedua dan ketiga. Di dua malam setelah hari pertama itu saya sampai hampir nggak tidur karena tugas yang rasanya sulit diselesaikan. Benar-benar pengalaman yang unforgottable :|

Setelah OSMARU alias The Three Day of Torture itu selesai, ternyata saya masih harus menjalani siksaan lain. Ospek jurusan! Dan yang ini ternyata lebih mengerikan karena saya harus menjalaninya selama satu bulan. Oh no! :O

Untuk ospek jurusan ini nggak usah diceritain ya. Karena nanti bakalan panjang ceritanya. Hehe. Yang penting adalah setelah satu bulan itu, I'm still alive! Hehe. Malahan di hari terakhir itu saya dan temen-temen bisa ketawa-ketawa sama kakak-kakak tingkat :D

Yaah, walaupun saya sebenarnya kadang juga sebel dengan acara gojlok menggojlok ini, di sisi lain saya juga bersyukur karena dengan acara ini saya bisa jadi lebih mengenal teman-teman baru saya. Kekonyolan, kebegoan, sampe kegilaan mereka bisa saya rasakan dalam sebuah kekompakan saat menyelesaikan tugas-tugas bersama. Kadang dari mereka juga, semangat yang semula redup, terang kembali.

Dan mungkin saat ini dengan berat hati saya harus berterimakasih dengan para penggagas ospek ini. Meski mungkin banyak juga yang membenci acara ini, tapi saya yakin banyak yang bernostalgia dengan mengingat momen kaya gini. Hehe

SEKIAN :)

Sunday, 23 June 2013

My Journey to College

Assalamu'alaikum.. Hello, how are you? I hope you're all fine :)
Malam ini saya akan menulis dengan sedikit paksaan karena udah terlalu lama juga nggak ngepost di sini. Berhubung ya biasa lah, tugas dan ujian yang sukanya main keroyokan -_-

Oke, topik malam ini adalah saya mau flashback ke sekitar setahun yang lalu. Proses ketika saya berusaha untuk bisa lolos SNMPTN sampai awal masuk kuliah. Muehehe

Setahun yang lalu, tanggal 26 Mei 2012, saya bener-bener speechless ketika melihat pengumuman di website SNMPTN. Pasalnya, saya nggak ketrima SNMPTN undangan. Untuk seorang anak manusia yang baru lulus SMA itu adalah hal yang lumayan bikin kepala saya pening tujuh volume (keliling udah terlalu mainstream). Saya ditolak sama dua universitas negeri yang padahal tiga bulan sebelumnya saya sangat berharap sama mereka. Tapi ya udah lah, setelah nangis di bawah jemuran saya lalu wudhu dan curhat sama yang di atas...

Lalu, saya segera bangkit karena kebetulan waktu itu banyak juga teman-teman saya yang nggak ketrima lewat hasil seleksi yang sama, padahal beberapa di antara mereka nilainya banyak yang lebih dari saya. Dengan motivasi "akeh kancane" itu, saya lalu melakukan rencana B, yaitu daftar ujian tulis SNMPTN. Saat itu saya lumayan bingung ketika daftar, karena ternyata ada ketentuan yang beda dari saat saya daftar SNMPTN undangan.

Di samping daftar ujian tulis SNMPTN saya juga daftar di universitas swasta buat jaga-jag kalau ada hal yang tidak diinginkan.

Selama hari-hari nunggu ujian tulis itu, saya terpaksa belajar dengan giat. Karena saya ikut bimbel jadi saya beruntung karena ada motivasi dari tentor-tentor saya. Selain dar tentor bimbel, saya juga sering belajar ke tempat saudara saya yang udah kuliah.

Oiya, ketika milih jurusan untuk ujian tulis ini, bisa dibilang cuma asal-asalan.  Pasalnya saya udah takut nggak keterima lagi, jadi saya cuma milih berdasarkan kuota sama passing gradenya aja. Faktor suka apa nggak itu saya taruh belakangan.

Akhirnya setelah bosen belajar, hari yang ditunggu itu tiba. Saya nebeng temen saya yang bapaknya dengan baik hati mau nganterin pakai mobil (makasih, pak :D). Kita berangkat pagi-pagi karena emang jarak dari rumah ke tempat ujian tulis lumayan jauh. Kira-kira satu jam perjalanan.

Di lokasi ujian, saya keder juga karena ada banyak orang di sana. Duh, semoga aja semua ini jurusannya beda-beda sama saya, batin saya waktu itu. Lalu bel pun berbunyi, kami semua langsung masuk kelas dan duduk manis menanti soal dibagikan.

Setelah udah dapat lembar jawaban dan soal, saya langsung ngerjain. Baru baca beberapa aja saya udah merasa kesulitan. Iseng-iseng saya lihat peserta yang lain. Kayaknya kok mereka tenang-tenang aja. Makin cemas saya jadinya --"

Yaah, akhirnya tes itu selesai. Dua hari yang menegangkan bisa saya lalui dengan lumayan mulus. Ini saya skip aja ya, soalnya nggak ada yang spesial menurut saya. Lagian saya juga udah lupa detailnya.. hehe. Paling yang saya inget di dua hari itu, setiap pulang tes saya sama temen-temen yang nebeng sama temen saya itu ditraktir sama bapaknya temen saya :p

Kemudian, di malam hari tanggal 7 Juli 2012, akhirnya hasil tes diumumkan. Karena servernya sibuk, saya lumayan kesulitan juga ketika memasukkan nomor tes untuk melihat pengumuman. Tapi akhirnya, nama saya muncul disertai salah satu nama prodi yang saya pilih. ALHAMDULILLAH :D

Yaah, mungkin itu dulu ya cerita tentang perjuangan saya masuk universitas. Kapan-kapan saya ceritain lagi perjuangan saya saat awal masuk universitas, mungkin kalau pengumuman SBMPTN tahun ini udah keluar, biar sama momennya. See ya :D

Saturday, 18 May 2013

From Language to Philosophy

Hari ini saya mau share pengalaman lagi. Masih ada hubungannya sih sama program pengenalan TOEFL yang saya ikuti. Hehe
So please don't be bored ya! Coz in my opinion, discussing 'bout languange is something interesting like I told before :D

Langsung aja yah..!
Jadi di pertemuan ke 8 kemarin, tentor saya ngejelasin tentang Structure. Kebetulan tentor yang biasanya, Ms. Yuni, lagi ada acara, jadi saya dipertemukan (ciyeeh) dengan tentor pengganti yang namanya Mr. Heri, kalo nggak salah. Soalnya nggak begitu kedengeran kemarin XD
Kesan awal waktu ketemu Mr. Heri ini, saya mikir orangnya ngebosenin. Soalnya dilihat dari mukanya aja udah keliatan suntuk gitu. Tapi ya karena saya nggak ada pilihan lain, jadi saya go with the flow aja.. Hehe

Sama Mr. Heri ini, saya sama temen-temen disuruh ngebahas jawaban yang udah dikasih sama Ms. Yuni. Dan ternyata ada beberapa jawaban yang menurut Mr. Heri nggak bener. Saya sih cuma nurut aja karena waktu itu saya lagi nggak konsen karena datang telat. Waktu kita bahas soal-soal itu Mr. Heri sempet bikin saya ilfeel karena dia ngantuk-ngantuk gitu. Duh -_-

Tapi saat tiba-tiba ada telepon, yang ternyata dari istrinya, beliau ngejelasin kalau kemarin dia abis balik dari Aceh, tempat asalnya, karena mertuanya meninggal (innalillahi wa inna ilaihi rajiun). Dan besoknya dia udah harus balik lagi. Itu alasan dia kenapa dia jadi kelihatan nggak fit banget.. So, saya mencoba untuk membuang rasa ilfeel dari beliau :))

Setelah selesai bahas soal, Mr. Heri nyuruh saya dan teman-teman untuk menutup buku. Dia lalu mulai nulis di papan tulis. Tulisannya gini:
Saya makan roti di kelas.
Lalu beliau nyuruh kita untuk mengidentifikasi kalimat itu kenapa kalimat itu bisa bermakna. Yup, jawabannya karena kalimat itu ada subjek dan predikatnya. Terus beliau nulis lagi kaya gini:
Saya cantik.
Terus beliau tanya, apa kalimat itu ada predikatnya. Karena dari SD, kata cantik itu masukya nomina, saya merasa kalau di kalimat itu nggak ada predikatnya. Tapi ternyata pendapat Mr. Heri berbalik dengan pendapat saya. Menurut beliau, setiap kata yang bermakna itu berpredikat. Bedanya predikatnya itu bisa kata sifat, kata kerja, bilangan, dan lain-lain. Dan predikat itu yang membuat subjek kalimat itu jadi hidup.

Dengan contoh-contoh kalimat itu, beliau juga menekankan kalau semua yang ada di dunia ini hidup. Bukan cuma manusia, hewan dan tumbuhan yang disebut makhluk hidup. Benda seperti meja, rumah, bahkan ruangan apapun juga hidup. Hanya saja yang membuat mereka dikatakan hidup berbeda. Manusia hidup karena mempunyai ruh dan akal pikiran. Hewan hidup karena mempunyai nyawa dan insting untuk bertahan hidup. Tumbuhan hidup karena dia bisa tumbuh dan berkembang. Sedangkan benda hidup karena fungsi mereka. Masih belum jelas? Ini saya kasih contoh lagi:
Rumah melindungi manusia dari hujan dan panas.
Nasi mengenyangkan orang yang lapar jika dimakan.
Nah, dari kalimat-kalimat itu udah ngerti kan maksudnya? Jadi benda itu hidup karena dia digunakan. Dari kalimat itu juga kita bisa merenungkan misal nasi itu nggak kita makan dan malah kita buang, dia nggak akan berfungsi. Mungkin juga nasi itu bakalan nangis kalau dia bisa bicara (jadi inget kata-kata ibu waktu nyuapin saat saya masih kecil, hehe)

Dan apa yang dikatakan Mr. Heri itu bener-bener ngejleb sekali menurut saya. Dia bisa berfilsafat dengan belajar bahasa. Dia bisa mempelajari hal yang mungkin kaitannya jauh sama bahasa. Atau malah sebenarnya nggak ada hal yang terlalu jauh sama bahasa? Saya juga nggak ngerti. Hehe

Kaya gini ini yang pengin saya contoh dari beliau, apapun bidang yang kita geluti sekarang, kita tetap bisa belajar hal lain. Bukan hanya menuruti apa yang ada dalam teori sekarang, tapi juga mengupas lebih jauh seputar fenomena-fenomena pengetahuan yang selalu berkembang. Dengan begitu kita akan semakin dekat dengan Tuhan, bukan malah menjadi atheis seperti ilmuwan-ilmuwan yang ada sekarang ini.

Yaa.. Mungkin sekian aja ya yang bisa saya bagiin sama kalian. Semoga bisa jadi bahan renungan bagi para penuntut ilmu di luar sana :)

Sunday, 5 May 2013

Let's Learn Language!

Assalamu'alaikum.. Alhamdulillah hari ini dapat kesempatan untuk menulis lagi. Hoho

And what is the topic of my post today?? The answer is about... language! Haha
Why? Karena bulan ini saya mendapat pengenalan Toefl dari kampus. So, saya ingin sharing di sini :)

Kalian tahu nggak kalau di dunia ini ada banyak sekali bahasa yang digunakan orang untuk berkomunikasi? Kalau menurut data dari Stephen Juan, Ph.D. ,seorang antropolog dari University of Sydney, di dunia terdapat 6,800 bahasa (source). Banyak kan??! Dan pastinya sangat sulit untuk menguasai semua bahasa ini (pengecualian untuk mbah Google ya, heheh). Nah kalo di film Miracle Worker yang menceritakan tentang kehidupan seorang pengacara tunarungu dan tunawicara, Hellen Keller, ada kutipan kaya gini.
"Bahasa lebih penting bagi pikiran daripada cahaya bagi mata." Anne Sullivan, guru Hellen Keller.
Itu artinya, bahasa itu merupakan sesuatu yang sudah melekat pada manusia.  Kalau manusia nggak punya bahasa, maka dia akan sulit juga untuk bertahan hidup. Bayi saja punya bahasa untuk menyampaikan rasa lapar, haus, dll dengan menangis. Jadi emang udah dari sananya manusia ditakdirkan hidup dengan bahasa.

Nah, karena tadi saya ngomongin tentang Toefl, jadi sekarang saya cuma mau ngomongin bahasa Inggris. Mungkin hampir di seluruh SD di Indonesia pelajaran bahasa Inggris ini udah mulai disampaikan ya? Atau malah mungkin di TK udah diajarin juga meski cuma hitungan satu dua tiga gitu. Hehe. Kebetulan kalau saya, yang saya ingat, saya dapat pelajaran bahasa Inggris ketika SD. Lalu, entah kenapa saya langsung suka. Mungkin karena kedengaran keren gitu karena mempelajari sesuatu yang baru. Hoho

Terus kenapa kok bahasa Inggris ini cuma kita dapat di sekolah? Maksudnya nggak ada kewajiban buat dipakai untuk komunikasi sehari-har? Ini karena di Indonesia ini, berbeda sama negara-negara kaya Malaysia, Singapura, gitu. Mereka lebih menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua atau second language. Tapi kalau di Indonesia, bahasa Inggris lebih dilihat sebagai bahasa asing atau foreign language. Karena itulah, sebagian penduduk di negara ini masih nyaman-nyaman aja meski mereka nggak ngerti bahasa Inggris sama sekali.

Tapi meski masuknya foreign language, seenggaknya kita juga harus ngerti dikit-dikit lah. Supir taksi di Amerika aja ngerti bahasa Inggris, masa kita mau kalah? XD

Ya maksudnya sekarang ini kan udah masuk era gombalisasi, eh maksud saya globalisasi. Kalau kita sama sekali nggak mau belajar bahasa Inggris ya kita bakalan kuper banget dan itu akan sulit juga untuk beberapa hal, cari kerja misalnya.

Belajar bahasa Inggris sebenarnya juga nggak sulit kok! Kita kan punya komputer nih di kepala kita. Kalau kita emang niat, maka insyaAllah komputer itu akan dengan senang hati menyimpan setiap kata yang kita pelajari. Belajar bahasa Inggris juga bisa jadi hiburan. Misal kaya kemarin yang tentor saya ceritain, beliau ini kan dapat tugas jadi penerjemah di suatu daerah bencana. Nah kebetulan orang asing yang dia pandu kepengen tahu apa sakit yang di rasain sama seorang nenek. Terus nenek itu jawab dengan bahasa Jawa "Awak kula greges-greges, sikil kula cengkring-cengkring, mas". Haha. Coba cari di kamus deh kalau ada! :p
Tapi ya karena bahasa itu emang luas dan pastinya setiap orang pernah ngerasain apa yang dirasakan orang lain, pastinya ada juga kata yang searti dengan apa yang dikatakan nenek tadi. Hehe

Jadi ya intinya belajar bahasa asing itu nggak ada salahnya. Nggak cuma bahasa Inggris doang, misal kalian lebih suka Japanese or Arabic, it's no problem to learn it. Malahan mungkin dengan belajar banyak bahasa kalian akan punya banyak kesempatan untuk bergaul dengan orang-orang luar sana. Seru kan?!

So, mungkin cukup segini aja yang bisa saya sampaikan. Maafin kalau mungkin ada kata yang tidak berkenan (macam pidato aja, hehe)

Wassalamu'alaikum n' see ya :)

Thursday, 11 April 2013

When I Fall

Hari ini saya terjebak lagi dalam keadaan yang menyebalkan. Apa itu? Ujian kompetensi -_-

Huft.. Sebenernya udah belajar sih. Tapi tetep aja ada yang kelewat waktu dipelajari. Walaupun cuma satu soal yang nggak bisa (padahal soalnya cuma 4) tetep aja rasa kecewa, takut, sedih mengganggu pikiran saya. Gimana kalau nanti nilainya jelek? Gimana kalau nanti dapet peringkat terakhir? Gimana kalau nanti lulus nilainya mepet? Pikiran-pikiran kaya gitu sering banget muncul kalau saya lagi dalam keadaan kaya gini. Dan akhirnya setelah ujian itu saya memutuskan untuk pulang ke rumah untuk mencari udara segar biar efek stress ini hilang.

Di perjalanan pulang saya merasa bahwa Allah menghendaki kepulangan saya, karena tadi waktu pulang nggak hujan, padahal biasanya hujan. Hehe
Aroma sawah dan pemandangan daun-daun padi yang menguning menciptakan rasa damai dalam perjalanan. Jalan juga nggak begitu ramai, jadi bisa dibilang perjalanan tadi cukup lancar.


Setelah satu jam akhirnya saya sampai di rumah. Ibu yang memang hari ini nggak saya kabari bahwa saya mau pulang, menyambut saya sambil bertanya-tanya. "Apa besok nggak ada kuliah?" Saya hanya bisa menjawab "Ada, bu" dan ibu yang akhirnya tahu bahwa saya sedang kangen rumah, tidak bertanya apa-apa lagi. Lalu saya menuju kamar untuk merebahkan badan yang pegal akibat mengendarai motor tanpa istirahat sebentar pun di jalan.

Kemudian tiba-tiba percakapan itu terjadi, saya cerita tentang jadwal kuliah yang mulai padat di semester ini. Dengan nada terbebani tentunya. Dan ibu dengan penuh pengertian mulai menceritakan kisahnya. Dulu ibu juga kuliah. Jadwalnya juga padat, malah bisa dibilang lebih padat dari saya. Kata ibu, ada jadwal malam hari juga. Untungnya tempat kuliah ibu masih di daerah yang sama dengan tempat tinggal beliau, jadi kalau pulang tidak terlalu jauh. Tapi ibu juga kadang pulang ke tempat nenek yang jaraknya lebih dekat dari kampus. Baru pulang ke rumah ketika pagi harinya.

Ternyata ibu kuliah empat tahun juga. Padahal kampus ibu adalah kampus untuk D3. Di tahun terakhir kuliah, kampus ibu mengadakan sebuah ujian yang dulunya disebut ujian negara. Namun, sayangnya ibu dan beberapa teman beliau nggak lulus dan hanya mendapat sertifikat lokal. Orang-orang di sekitar ibu menyarankan untuk ikut ujian lagi di tahun depan. Tapi ibu memilih untuk mencari pekerjaan. Alhamdulillah ibu mendapat pekerjaan dengan ijasah SMA beliau, dan sampai sekarang beliau menjadi single parent pun, beliau tetap bisa menghidupi ketiga anaknya.

Inilah yang membuat saya terkesan dengan cerita ibu. Empat tahun yang mungkin bisa kebanyakan orang dibilang sia-sia, namun akhirnya tetap ada jalan lain yang mengantarkan ibu pada pekerjaan. Dan ini seperti menjawab ketakutan-ketakutan saya selama kuliah ini. Selama ini saya belajar agar mendapat nilai yang bagus dan bisa mendapat pekerjaan yang mapan. Dan mungkin mindset seperti itu juga ada pada diri mahasiswa lainnya. Lalu bagaimana jika akhirnya saya benar-benar gagal dengan apa yang saya usahakan saat ini? Apakah saya harus frustasi dan murung di kamar berhari-hari? Dari cerita ibu saya sadar bahwa apapun yang terjadi, hal buruk sekalipun, Allah tetap memberikan jalan keluar dan kemudahan. Jika nanti saya mendapat nilai terendah pun, saya yakin Allah sudah memberi rejeki lain. Asal ada usaha pasti ada jalan :)

Terima kasih untuk kisah yang luar biasa ini, bu. Meski bagi orang lain biasa aja, tapi bagi saya kisah ini benar-benar menginspirasi. Saat ini saya hanya bisa berusaha saja, hasilnya saya serahkan sama yang di atas...

Mungkin cukup segini cerita yang bisa saya share. Semoga saja bermanfaat untuk yang baca.. Maaf kalau ada kata-kata yang salah. Hehe :)

Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa) : Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami ; ampunilah kami ; dan rahmatilah kami. Engkau penolong kami maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. (al-Baqarah 286)

Wednesday, 10 April 2013

Coretan Petang

Astaghfirullahal adzim.. Udah sebulan blog ini nggak update -___-
Maafkan saya T.T
Setelah liburan habis dan kembali ke kehidupan kampus, kesibukan mulai menggerogoti tubuh saya. Tugas yang seabrek datang keroyokan, mana harus pake survey lapangan segala yang bikin tambah capek. Huft
Sampe-sampe saya yang biasanya dua-tiga hari balik ke kampung halaman sekarang jadi krasan tinggal di kost gara-gara udah capek banget rasanya buat balik. Jadinya ibu lebih lama sendirian di rumah :(

Tugas-tugas di semester ini bener-bener lebih berat dari yang semester kemarin. Nggak tau apa karena habis ngrasain libur jadi berasanya kaya gini. Saya jadi sering pulang malem karena ternyata nggak bisa diselesein dalam waktu sekejap mata *halah
Padahal saya dulu waktu masih SMP penasaran banget sama apa yang dilakuin orang di luar sana saat malam. Tapi sekarang rasanya biasa aja, malah jadi sebel. Soalnya ya tahu sendiri kebanyakan yang ada saat malam hari itu mahasiswa pada pacaran. Dan itu geli! -___-

Hal lain yang bikin saya sebel gara-gara banyak tugas ini adalah saya nggak bisa nerusin novel saya buat ikut lomba. Deadlinenya nggak keburu dan otak saya udah stuck. Padahal udah 20an lembar. Sayang banget :(

Tapi nggak apa-apa sih, penulis lain aja ada yang sampe bertahun-tahun baru bisa jadi buku. Sedangkan saya baru dua bulan. Nantinya mungkin bisa diperbaiki lagi :)

Eh selain curhat saya mau cerita nih... Hehe
Jadi gini, kapan itu saya habis nonton The Hobbit. Filmnya keren abis! Awalnya sih emang agak membosankan soalnya settingnya masih di rumahnya si Bilbo. Terus waktu si Bilbo mau diajak sama kurcacinya, filmnya mulai seru. Apalagi ada Gandalf yang selalu ngasih advice saat mereka bingung akan bertindak bagaimana. Terus waktu ketemu Orc, Goblin, sama Gollum si Hobbitnya tetep maju tak gentar. Pokoknya keren banget lah! Saya acungin empat jempol buat J. R. Tolkins yang udah bikin cerita sekeren ini. Dari mana coba dia dapat ide kaya gini?! Padahal dia itu hidup di zaman belum ada yang namanya internet! Maksud saya, itu bener-bener datang dari imajinasi dia sendiri. Bukan hasil plagiat kaya orang kebanyakan di zaman sekarang ini *kenapa jadi nyambung ke sini ya??
Ya pokoknya gitu lah... Hehe.
Ide dan pemikiran itulah yang bikin manusia itu tetep hidup walaupun jasadnya udah nggak ada (ini saya dapet dari film V for Vendetta yang baru aja saya tonton, hehe). Jadi ya, manusia itu harus mau berpikir kalau mau dianggap keberadaannya. Kalau di filsafat ada tuh ungkapan terkenal: "Cogito ergo sum" yang artinya "Saya berpikir maka saya ada". Nah, pemikiran ini juga harus sesuai dengan aturan biar nggak dianggap psiko.

Emm.. mungkin itu dulu yang saya tulis ya. Maaf kalo isinya random. Karena otak saya lagi berantakan menghadapi semester ini. Kamar saya juga jadi ikut berantakan ini. Hehe

Oiya buat yang belum nonton dua film yang saya sebut di atas lebih baik buruan nonton deh! Dijamin nggak bakalan nyesel :D

Tuesday, 26 February 2013

There is Always a First Time

Sebenernya postingan ini udah mau saya tulis kemarin-kemarin, cuma karena udah nggak mood dan kemaleman, akhirnya saya tulis hari ini. Gapapa kali ya? :D

Eh sebelumnya saya mau kasih info dulu tentang tidur kemaleman itu tadi. Di antara kalian ada yang sering begadang gitu nggak? Pasti ada ya. Saya akhir-akhir ini juga sering. Padahal biasanya dulu jam 10 malem saya udah pelukan sama guling. Terus, kemarin saya baca SINI, ada berita kalo ternyata tidur terlalu malem itu nggak baik buat kesehatan. Saya sebenernya udah tahu, tapi karena saya belum ngerti maksud "nggak baik buat kesehatan" itu gimana, jadi saya masih sering nglakuin.



Nah, di situs itu tadi saya baru tahu bentuk bahayanya itu ternyata menyebabkan Cancer! Nggak, ini bukan nama zodiak melainkan nama penyakit. Penyakit ini menyerang hati dan gejalanya itu pokoknya nggak kelihatan gitu deh, jadi tau-tau langsung parah. Hii, serem kan?! Makanya waktu kemarin saya mau nulis malem-malem saya undur jadi hari ini, karena biasanya kalau udah blogging gitu saya suka sampai tengah malem :o



Udah itu aja sih infonya. Let's get started :D

Kalian sadar nggak sih kalau dalam kehidupan kita itu selalu ada saat pertama kali? Entah itu saat-saat pertama kalian bisa makan sendiri, naik sepeda sendiri, dan bisa mandi sendiri. Masih inget nggak? Mungkin kalau hal kaya gitu susah ngingetnya ya... Hehehe. Dan kali ini saya mau sharing saat-saat pertama yang menurut saya mengesankan dan nggak terlupakan :D

1. Saat pertama sekolah
Sekolah, taman kanak-kanak paling enak
Sekolah, taman kanak-kanak paling enak
Buat yang nggak tahu, tulisan di atas itu sebenernya lirik lagu. Saya dengernya waktu nonton Ceriwis yang nyanyiin Indra Bekti dengan gayanya yang random itu. Anehnya liriknya itu terus, sampai kiamat mungkin -_-
Lanjut... Jadi, dulu waktu awal masuk sekolah itu ya kaya anak-anak lain. Ada perasaan grogi, minder, takut kaya gitu walaupun hari pertama itu masih ditemeni ibu sampai pulang. But at least saya bisa menjalani hari pertama itu dengan sukses. Dan di hari kedua dan selanjutnya saya udah berani sekolah sendiri :)

2. Saat pertama naik sepeda
Dulu di kampung saya, anak-anak biasanya latihan naik sepeda di kompleks kantor DPU, karena di sana lokasinya pas banget buat latihan gitu. Mereka nggak sendirian, ada yang sama orang tuanya. Nah, saya dulu termasuk salah satunya. Karena belum bisa naik sepeda, saya minta diajarin sama bapak saya. Dan kalo nggak salah waktu itu masih kelas satu atau dua gitu, saya lupa. Hehe. Tapi nggak berapa lama saya langsung bisa meski pakai jatuh bangun dan lecet-lecet dulu. Rasanya senang bukan main. Terus akhirnya saya ke sekolah pakai sepeda :)

3. Saat pertama pakai jilbab
Maksudnya ini pakai jilbab waktu sekolah lho ya... Waktu SD saya emang belum pakai jilbab. Rambut sering saya gerai, akibatnya saya sering diejek kaya kuntil anak -_-
Lalu ketika SMP saya mencoba untuk mengubah rumor itu *eh. Tapi bukan karena itu thok ding, saya terinspirasi sama saudara saya yang pakai jilbab. Kayanya kalau dilihat itu anggun dan kulit nggak jadi item :p
Nah, waktu awal itu saya merasa kepanasan sih. Mungkin karena belum terbiasa aja. Pakainya juga belum bisa rapi. Tapi alhamdulillah lama-lama nyaman juga. Daripada kepanasan di neraka mending kepanasan di dunia :)


4. Pertama kali cari uang sendiri
Saya inget banget dulu pas SD saya sempet bisa dapet uang jajan sendiri. Yaah, walau cuma 100-200 rupiah sih. Apa yang saya lakukan? Saya nggambar. Iya, dulu itu saya suka banget nggambar dan temen-temen saya bilang gambar saya bagus. Lalu, mereka minta digambarin salah satu karakter di Kartun Pokemon. Kurang lebih kaya gini gambarnya

Maksudnya ini gambar yang saya gambar, bukan gambar yang hasil gambar saya.
Nah bingung kan --"
Karena saya nggak mau rugi, saya pun minta imbalan sama mereka. Dan nggak tahunya mereka mau :p
Bukan cuma itu pengalaman saya nggambarin orang dan dapet duit. Waktu kelas X SMA, sempet ada tugas menggambar peta. Nggambarnya itu di kertas kalkir. Kebetulan saya sekelompok sama temen yang enak diajak buat kerja sama, alhasil tugas itu bisa selesai tepat waktu. Tapi, di kelas saya ini ada temen yang males ngerjain. Saya pun mencoba memberi solusi dengan menggambarkan tugas milik dia, nggak gratis tentunya. Ya udah, akhirnya mereka mau. Dan ketika tugas itu selesai, saya pun dapat bayaran. Eh, tapi jangan dicontoh lho ya :p


5. Saat pertama pakai ATM
Ini saya skip ke pengalaman yang terjadi baru-baru ini aja ya. Biar nggak kebanyakan dan membosankan :D
Jadi kemarin itu saya baru dapat Kartu Mahasiswa. Dan fungsinya itu jadi satu sama kartu ATM. Karena baru pertama kali pegang kaya gituan (kartu ATM maksudnya :p) saya minta tolong temen saya buat ngarahin cara makenya. Waktu masuk ke mesinnya, saya nggak cepak-cepak, akibatnya ribet sendiri di dalam. Ketika udah selesai ternyata di luar udah banyak yang antri. Saya pun nggak enak dan langsung masukin barang-barang ke tas dan keluar. Dari temen saya itu, saya baru tahu kalau masuk ATM itu harus udah disiapin kartunya, jadi yang nunggu nggak kelamaan. Hehe

Mungkin itu saja sih pengalaman tentang saat pertama kali yang bisa saya bagikan. Intinya, saya cuma mau ngasih advice, kalau yang namanya hidup itu harus berani nyoba. Kalau kita nggak pernah mau untuk mencoba atau memulai sesuatu, hidup kita bakalan flat. Garing men! Dan di saat pertama kali itulah kita bisa tahu apa yang kurang dari usaha yang udah kita lakuin sehingga kita bisa berbenah diri untuk jadi lebih baik.

Alright, I think this is the end of the post. Maaf kalau postingan ini kurang bagus karena ini pertama kalinya saya buka aib saya sendiri *nggak ding -_-
Tetep semangat untuk memulai ya! :)

NB: Buat yang pengin share tentang pengalaman kaya di atas, bisa nulis di comment box :D

Tuesday, 19 February 2013

Happy Birthday Mom!

Hari ini adalah hari ulang tahun ibu saya. Kebetulan waktu googling tadi ternyata Pakdhe Nicholas Copernicus juga ulang tahun hari ini *geg ngopo? :p

Karena itu, kemarin saya cari hadiah buat ibu saya. Sebenarnya saya bukan type orang yang suka ngasih kado setiap ada yang ulang tahun. Tapi karena saya merasa udah lama juga nggak ngasih sesuatu sama ibu, saya jadi berniat memberikan kejutan buat beliau.
Kemarin waktu pulang dari kampus, saya sengaja mampir ke PGS (Pusat Grosir Solo). Saya langsung cari kios yang menjual jam tangan. Yup, saya mau beli jam tangan. Beberapa hari yang lalu ibu mengeluh jam tangannya udah rusak dan nggak bisa diperbaiki lagi, jadi saya rasa hadiah ini cocok banget. Di kios jam tangan itu, saya mulai melihat-lihat. Karena saya nggak tahu jam tangan yang cocok buat ibu-ibu kaya gimana, saya pun minta masukan dari mbak yang jualan. Mbak-mbak itu akhirnya menawarkan jam tangan berwarna hitam dengan layar persegi. Karena saya kurang suka, saya memilih untuk milih sendiri lagi. Lumayan lama saya berdiri di depan puluhan jam tangan yang ditata rapi itu. Saya bingung mau milih yang mana. Memang sih, saya itu selalu sulit dalam urusan milih-memilih kaya gini. Beda dengan perempuan-perempuan yang lain, saya ini paling males kalau disuruh pergi ke tempat perbelanjaan. Terlalu banyak pilihan dan banyak orang. Saya aja kadang bingung dengan temen-temen saya yang selalu bilang lucu saat milih-milih baju atau barang di mall. Dan ketika ada barang yang saya bilang lucu malah menurut mereka biasa aja. Sebagai perempuan saya merasa gagal -_-
Yang bikin males lagi itu misal pakai acara tawar-menawar. Waktu kelas dua SMP dulu saya ikut study tour ke Bali. Di Pasar Sukawati saya sama teman-teman diberi kesempatan untuk belanja. Setelah melewati beberapa toko, saya mengajak temen saya buat masuk salah satu toko. Toko itu menjual barang-barang antik buat hiasan. Saya pun memilih sebuah botol yang di dalamnya ada semacam miniatur kapal. Saat saya tanya harganya, ibu itu nawarin dengan harga 45,000. Tapi temen saya bilang buat ditawar dulu. Akhirnya saya nurunin jadi 12,000. Ibu tadi minta naik. Lalu saya naikin jadi 16,000. Ibu itu masih nggak mau. Saya kira nawar itu kaya cuma nebak harga, jadi saya tawar lagi jadi 14,000. Temen saya ngasih tahu kalau harus naik, nggak boleh turun lagi. Saya cuma bisa ber-ooo. Akhirnya saya dapet barang itu dengan harga 20,000.

Bentuknya kira-kira kaya gini. Sekarang udah nggak tahu ada dimana  tu barang.

Nah, kalau di kios jam tangan ini untungnya harganya udah dipas dan sangat terjangkau. Dan salah satu alasan saya milih tempat ini ya kerena murah itu tadi. Muehehe... Lalu setelah berkonsentrasi penuh, akhirnya saya milih jam tangan warna putih yang layarnya bulat dan lumayan besar. Saya udah pening dan nggak enak sama pemilik tokonya kalau ntar dikira nggak jadi beli. Setelah saya bayar, saya langsung meluncur pulang ke rumah.

Ini nih jamnya. Saya nggak tahu ini bagus apa nggak -_-
Kebetulan hari ini ibu saya lagi ada acara di Jogja, jadi saya belum bisa ngasih hadiahnya. Mungkin malam ini beliau baru pulang. Semoga aja nanti kalo udah saya kasih beliau nggak kecewa. But at least, kata orang hadiah itu jangan diliat dari bagus apa nggak tampak luarnya, tapi dari usaha yang udah dilakuin sama orang yang ngasih hadiah itu. Jadi saya yakin ibu saya pasti mau nerima dengan senang hati :p
Buat kalian yang ulang tahun hari ini, semoga kalian juga dapet hadiah yang sesuai harapan kalian. Kalau nggak dapet, yakin aja ada hadiah yang jauh lebih indah yang disiapin Tuhan buat orang yang mau bersabar :D

NB: dalam Islam sebenernya emang nggak ada sih yang namanya perayaan hari ulang tahun. Tapi kalau niat kita buat orang lain senang, saya rasa nggak ada salahnya ngasih kado. Kalau lagi ada duit aja sih :p

Wednesday, 13 February 2013

Sosialisasi PKM

Hari ini saya berkesempatan untuk menghadiri sosialisasi PKM di kampus saya. Di antara kalian pasti ada yang nggak tahu kan? Tenang, saya juga baru tahu ketika menginjak status mahasiswa ini kok. Hehe
Jadi gini, PKM itu kepanjangannya Program Kreatifitas Mahasiswa. Intinya kalau di SMA kaya Lomba Karya Ilmiah gitu lah. Nah, di acara sosialisasi ini ada tiga pembicara yang bertugas menjelaskan tentang PKM ini, mulai dari waktunya, sistematika, dan bagaimana mengatur pola pikir kita biar bisa tembus PKM ini. Yang paling awal hadir namanya Pak Asep. Beliau ini terlihat masih muda, usianya mungkin sekitar empat puluhan. Pak Asep awalnya menjelaskan arti tentang kreativitas itu sendiri. Kreativitas itu sebenarnya bisa muncul di mana saja, bahkan di lingkungan terdekat kita sekalipun. Misalnya, tadi Pak Asep menampilkan slide berupa gambar-gambar kaya di bawah ini.

Lucu-lucu ya? :D
Lalu, setelah menjelaskan tentang kreativitas, Pak Asep menjelaskan tentang bagaimana mengatur mindset kita agar jadi orang yang berhasil. Kata beliau, orang-orang yang memang berkeinginan untuk sukses rela mengorbankan hal-hal tertentu, misalnya waktu tidur. Tiba-tiba Pak Asep bertanya pada kami, para audience, “berapa jam kalian tidur?”. Sontak terdengar jawaban, “delapan jam, Pak.” Pak Asep lalu menambah dengan jam tidur siang dan jam tidur di saat-saat kuliah. Iya saat kuliah, kalian tahu sendiri lah. Setelah dijumlah hasilnya jadi 13 jam! Wow! Padahal satu hari 24 jam, tapi kita nggak sadar kalau waktu kita ternyata lebih banyak dilakukan untuk tidur. Berarti sisanya cuma 11 jam untuk beraktivitas. Beda kalau dibandingkan orang-orang sukses. Orang sukses dan orang yang benar-benar kepingin sukses rela memotong habis waktu istirahatnya untuk bekerja keras. Pak Asep juga menjelaskan tentang kiat-kiat untuk manajemen waktu seperti membuat daftar kegiatan, skala prioritas, kebutuhan waktu, alokasi, dan evaluasi.
Skala prioritas itu artinya ngebedain mana kegiatan yang penting dan mana kegiatan yang kurang penting. Kita boleh saja melakukan hal yang kurang atau emang nggak penting seperti bermain game atau jalan-jalan ke mall sama teman asalkan kita udah melakukan hal yang penting, seperti belajar, beribadah, dan lain-lain. Selain itu, optimalisasi waktu itu perlu, kaya misal memanfaatkan waktu ketika kita menunggu. Sebenernya masih banyak sih yang dijelasin beliau lewat slide, cuman karena saya lupa bawa buku tulis jadi ya nggak kerekam semua :Dv
Tapi di sesi tanya jawab ternyata ada bahasan yang lebih seru. Awalnya emang nggak ada yang tanya sih, tapi setelah teman saya yang emang suka nanya (piss ^^v) mengajukan pertanyaan, lalu yang lain mulai berani tanya. Nah kali ini yang ngomong bukan cuma Pak Asep, dua pembicara lain (yang saya nggak tahu namanya karena mereka nggak perkenalan dulu) juga ikut ngomong.
Jadi intinya di jawaban bapak dan ibu pembicara itu menjelaskan kalau PKM Dikti yang kemarin udah jalan emang belum diumumin gara-gara dari Dikti mungkin sedang bingung sama agenda PIMNAS yang mepet sama bulan Ramadhan. Pasalnya uang buat makan nanti bakalan nggak ada -_-v
Terus bapaknya itu pokoknya kaya ngasih motivasi gitu untuk para mahasiswa biar mau buat PKM. Alasannya memang kalau kita mau mencoba buat, kita bisa berkesempatan dapat uang yang lumayan besar untuk hibahnya. Berapa coba? 12,5 jeti men! Tapi kalau nggak lolos ya nggak apa-apa. Dilihat sisi positifnya aja lah. Jangan bilang gelas hanya terisi separuh, tapi katakan Alhamdulillah gelas udah terisi separuh. Kan di Al Qur’an udah dijelasin siapa yang mau bersyukur akan ditambah nikmatnya, gitu kata Pak Asep. Ya seenggaknya udah ada pengalaman lah. Kata orang pengalaman kan guru yang amat berharga. Hehe
Jadi gimana? Tertarik buat PKM? Kalau iya jangan lupa harus cari temen dulu, soalnya kerjanya harus tim. Jangan cuma pinjem nama doang. Nanti malah nggak berkah, intinya harus profesional lah. Ya udah sampai sini dulu ya, saya mau cari temen buat bikin PKM. Hehe

Silakan kunjungi disini untuk download petunjuk PKM 2012
Salam Mahasiswa Kreatif! :)

Saturday, 9 February 2013

Luqman

Bismillah..
"bulek nung. Ngapain?"
"nanti jalan aja ya, mbah"
"duduk sini aja"
"naik kereta Thomas.. tut tut tut"

Luqman lagi sama ayah ibunya :3



Kata-kata di atas adalah celotehan yang sering diucapkan sama keponakan saya. Nama panjangnya Luqman Haruna Nur Syakbani kalo gak salah. Maklum, nama anak sekarang panjang-panjang. Gak kaya dulu. Jadi susah ngingetnya. Kaya nama anak-anak lainnya, nama itu punya arti, intinya mbak sama mas ipar saya pengin anak pertamanya ini seperti anaknya Luqman yang kisahnya tertulis di Al Quran, yang baik tutur katanya dan halus budi pekertinya. Haruna saya lupa artinya, sedangkan Nur Syakbani artinya cahaya di bulan Syakban karena memang terlahir di bulan itu. Sudah dua tahun lebih umurnya. Kalau lagi main sama Luqman, bawaannya suka iri. Kerjaannya cuma tidur, makan, main. Tapi emang bener juga sih, namanya juga anak kecil. 

Enam belas tahun lalu saya juga kaya gitu. Isinya bahagia aja rasanya. Kalau ada apa-apa atau lagi pengen sesuatu tinggal bilang bapak, ibu, mas Rudy, atau mbak Ratri. Surga banget rasanya. Tapi meski kaya gitu, bapak saya tetap mendidik saya untuk bekerja keras. Misalnya, ketika dulu saya masih punya ayam sama sapi, bapak saya sering nyuruh saya bantuin buat kasih makan mereka. Karena masih kecil, saya bekerja dengan senang hati. Saya anggap itu bermain juga, bermain sama binatang tepatnya. Mulai dari "ngombor" sampai cari rumput, sempat saya alami bersama bapak saya. Capek sih, tapi asik. Pernah malah pas saya main-main di kandang, tepatnya di tempat buat nyimpan "damen", saya terjebak di situ dan saya minta tolong temen saya buat nolongin. Haha, konyol banget -_-

Dan akhirnya saya pun bertambah besar. Menginjak kelas empat SD, saya sering diajak bapak saya buat ikut ke daerah. Maklum, karena pekerjaan bapak saya dulu di Dinas Lingkungan Hidup, jadi sering diutus ke kecamatan-kecamatan di daerah Wonogiri untuk melabel kayu-kayu yang didapat secara legal. Waktu itu saya belum begitu tahu, jadi saya anggap pekerjaan bapak saya itu cuma kaya jalan-jalan aja sambil nge"thok"i kayu. Selama perjalanan bapak saya sering ngajak mampir buat jajan. Dan memang pilihan bapak saya itu selalu tepat, warung yang dipilih beliau selalu menyajikan makanan yang enak-enak. Namun suatu hari, mungkin ketika libur semester kenaikan kelas, tiba-tiba ada kabar kalau bapak saya kecelakaan saat tugas ke daerah. Saat itu memang bapak saya berangkat sendiri. Saya biasa aja karena waktu itu ibu saya juga kelihatan tenang-tenang saja. Tidak begitu parah berarti, pikir saya. Namun entah bagaimana, karena waktu terasa begitu cepat, tetangga-tetangga saya mulai berdatangan. Perasaan saya mulai nggak enak. Saya masuk ke kamar mandi. Menangis. Orang-orang mulai mencari saya. Saya pun keluar dan mencoba memperlihatkan ketegaran saya, tapi saya gak bisa. Lalu saya mulai mendengar kakak saya menjerit dan menangis, sambil berkata " bapak wes renek".

Iya, bapak saya meninggal akibat kecelakaan. Selang beberapa hari, saya masih sering menangis. Sakit rasanya ketika orang yang begitu dekat dengan saya, selalu ada di sisi saya setiap hari, yang mana saya biasa bercengkerama dan bercanda bersama, tiba-tiba hilang begitu saja, hanya meninggalkan kenangan. Memang benar kata bang Alitt, "Karena seberat-beratnya menghapus perasaan, yang lebih berat itu menghapus kebiasaan". Maksudnya, yang membuat sulit menghapus perasaan sedih saya adalah karena saya masih sering inget kebiasaan-kebiasaan yang sering saya lakukan sama bapak.

Tapi itu udah delapan tahun silam, sekarang semua udah harus berubah. Saya harus lebih kuat, dan memang untuk alasan ini lah Allah menghendaki semua itu terjadi. Sekarang saya cenderung tertutup kalau menyangkut bapak saya ini. Memang ini akan membuka luka itu lagi, tapi bukan karena alasan itu tapi lebih karena saya gak suka sama rasa canggung saat ngomongin itu sama orang lain. Kadang saya jadi gak enak sendiri ketika mereka bilang "eh amit ya. aku gak tahu" atau "yuuh, sabar ya". Dan ini pertama kalinya saya nyeritain ini di jejaring sosial yang bisa diakses di seluruh dunia. *trus gw harus bilang woow -_-

Dan kalau sedang nyepeda tiba-tiba inget bapak, saya berdoa agar kejadian itu tidak berulang pada saya. Saya gak bisa bayangin kalau ibu saya kehilangan dua orang yang disayanginya dengan cara yang tragis, betapa sedihnya beliau. Karena itu kejadian ketika saya jatuh dari sepeda tempo hari mengingatkan saya untuk lebih waspada dan berhati-hati. Kasihan juga, pak polisi udah susah-susah masang rambu-rambu lalulintas dan peringatan yang tulisannya besar-besar "INGAT! KELUARGA MENUNGGU DI RUMAH" tapi kitanya acuh aja.

Setelah rumah saya ini berkurang satu anggota, kakak-kakak saya juga mulai meninggalkan rumah ini. Mereka harus mencari uang dengan memilih untuk merantau ke Jakarta. Pastinya karena di sana banyak pekerjaan yang menjanjikan. Saya gak habis pikir kalau saya nantinya juga harus kerja di sana. Karena selain banyak perusahaan dan kantor-kantor yang menawarkan pekerjaan, mereka juga menawarkan permasalahan. Mulai dari jalanan yang macet, polusi kendaraan dan asap pabrik, banjir yang disebabkan kurangnya ruang terbuka hijau dan orang yang membuang sampah sembarangan, serta masih banyak lagi permasalahan lainnya. Betapa peningnya kepala saya jika tinggal di antara permasalahan-permasalahan itu. Yaa, tapi inilah hidup.

Dan Luqman sekarang harus menghadapi itu semua. Saya tersenyum ketika mendengar cerita dari kakak saya "Luqman sekarang udah gak mau diajak ke kantor lagi, katanya harus ada salah satu yang di rumah buat jagain Luqman." Memang gak seharusnya anak sekecil itu udah dipaksa bangun pagi dan ikut ke kantor untuk ditipkan sama pengasuh, dan pulang sampai malam. Dan sekali lagi, inilah hidup. Kadang memang ada beberapa hal yang tidak kita inginkan memaksa kita untuk menurutinya. Seperti beberapa cerita yang saya tulis di atas. Kelak ketika Luqman udah bisa baca, saya berharap semoga dia bisa belajar dari semua yang saya tulis di sini :)

Friday, 24 June 2011

Berkorbanlah untuk Sesama

Bismillah..
Mungkin tulisan saya ini sedikit berbau curcol, tapi insyaAllah ada hikmah di dalamnya. Karena itu izinkanlah saya membaginya kepada kalian :)
Kisah ini bermula kira-kira tiga bulan yang lalu. Waktu itu organisasi yang saya ikuti lagi mau mengadakan atau lebih tepatnya melaksanakan proker. Sebenarnya udah harus berbulan-bulan sebelumnya proker itu dikerjain, tapi karena banyaknya tugas-tugas sekolah jadi terundur. Nah, pas rapat buat nentuin panitia acara, saya dengan pedenya mengajukan diri sebagai secretary dengan alasan saya belum pernah menduduki jabatan ini untuk acara seperti ini. Teman-teman sih setuju-setuju aja dan saya pun dengan semangatnya segera mencari soft file proposal tahun sebelumnya untuk memulai niat baik saya itu. Pertama tama, saya menghubungi kakak kelas dan mencari tahu siapa yang bawa soft file itu. Setelah tau, saya segera menemuinya untuk meminjam flashdisk agar bisa saya copy ke lepi saya. Awalnya saya mbatin “wah pnak ikki, tinggal ngopy. Paling cm diganti dikit-dikit ^_^”
Terus setelah selesai ngedit yang perlu diedit, saya segera mengeprintnya di tempat bulik saya #nebeng #tipshemat hho. Paginya, dengan langkah pasti, sehabis istirahat, saya serahkan proposal itu sama KPnya buat minta tanda tangan. Karena bel sudah berbunyi, akhirnya saya tinggalkan seonggok proposal itu dan berniat untuk mengambilnya saat jam istirahat kedua.
Teet.. teet.. bel istirahat berbunyi. Saya pun segera lari ke kelas sang KP untuk mengetahui nasib dari proposal itu. Ternyata oh ternyata, banyak sekali yang disilangi. Itu artinya saya harus ngedit dan ngeprint lagi T_T
Besoknya dengan berat hati saya mulai mengedit lembaran-lembaran “penting” itu lagi. Dan lagi-lagi salah, ini terjadi sampai tiga atau ampat kali #kalogaksalah. Ampe saya ngeditnya sambil nangis darah *oke, ini mulai lebai -_- #copasgayanyaalitt
Dan akhirnya, pada tanggal 15 April lembaran-lembaran itu bisa ditandatangani secara lengkap oleh orang-orang yang terkait. Jeng jeng :D
Tapi ini belum selesai lhoh, masih ada undangan yang harus diketik. Undangan ini berperan penting juga. Coz tanpa peran dari orang-orang yang diundang, proker ini gak bisa jalan. Untungnya untuk ngebuat undangan ini gak terlalu sulit, tapi ya tetep bola bali ngeprint ding. Hehe
Setelah sepasang surat penting itu jadi, saya dan teman-teman segera memfotocopynya agar tidak menghabiskan tinta printer -_-
Setelah difotocopy, masukan surat ke dalam amplop lalu jangan lupa dicap di TU *ini kata Pak Andi. Finally, surat tinggal dianter dan kita tinggal nunggu ACCnya.
Nah, karena asyiknya ngerjain tugas ini, saya jadi lupa sama tugas saya sebenarnya, yaitu sekolah. Dan bisa ditebak, nilai saya menurun drastic. Sempet stress sih, tapi untungnya banyak teman saya yang mensupport *mkch tman-teman, luph u all J. Saya pun perlahan-lahan mulai bersemangat hidup lagi. Saya pun sadar, untuk membantu orang lain ternyata memang perlu mengorbankan diri sendiri. Jadi inget kata-kata bijak yang bunyinya gini “bahagiakan dirimu dengan membahagiakan orang lain” J
Lalu saya berniat untuk menyelesaikan tugas ini walaupun sempet #nyesek, pernah juga ngerasa kaya kerja sendiri, tp mungkin itu emang cuma perasaan saya aja :O #lepasjiwa
Beberapa hari kemudian, sang penerima undangan pun mulai merespon, tapi ada juga yang gak merespon. Semuanya kami terima dengan lapang dada. Dan alhamdulillah, banyak juga yang terkumpul, gak sia-sia usaha kami ;’)
Puncaknya hari jumat kemarin, apa yang kami terima dari para penerima undangan kami berikan kepada yang berhak diberi *coz ini prokernya temanya sejenis baksos gitu lah

Satu persatu para penerima mulai datang dan akhirnya tinggal satu yang gak datang, setelah diklarifikasi, ternyata dianya lagi melaksanakan amanat dari PMR, hho. Jadi bagiannya dia saya bawa dulu. Tapi jujur, rasa capek, emosi, keluh kesah yang dulu pernah saya rasakan langsung hilang setelah melihat wajah mereka yang senang menerima bantuan ini. Semua itu telah terbayar lunas pada hari jumat kemarin. Ternyata pengorbanan saya dan teman-teman gak sia-sia.
NB:

  • Setelah merasakan pengalaman itu, saya jadi mikir ternyata duit itu penting. Coz untuk menyelesaikan semua itu butuh duit yang lumayan juga sih. Karena itu saya beralih cita-cita jadi pengusaha biar banyak duit *hhe, tapi tujuannya tetep untuk membantu orang lain lhu ;)
  • Sempet sebel ama yang namanya formalitas, bikin ribet aja. Yang kudu tanggalnya gini lah, tanda tangannya diurutin lah, bla bla bla. Tapi yo wes lah, di negeri yang kaya gini kepercayaan emang minim mungkin. Jadi harus ada bukti hitam di atas putih *kira-kira jaman Nabi dulu gitu gak ya :?
-->·         Intinya, setiap tindakan itu pasti ada resikonya. Entah itu baik atau buruk. Kalo tujuan kita baik, resiko yang buruk itu *contohnya nilai saya yang turun tadi* insyaAllah akan diganti sesuatu yang lebih baik #khusnudzonsamaAllahJ #menghiburdirisendiri -_-  

Nah, sekian curcol saya *ups, maksudnya cerita pengalaman saya dalam menjalankan sebuah amanah *cie cie.. insyaAllah saya dan teman-teman akan tetap ikhlas menjalankan amanah ini sampai masa jabatan habis nanti. Amin *tapi untuk berjalan di jalan dakwah insyaAllah seumur hidup ^^

Di depan laptop, 24 Juni 2011
*AKHIRNYA SAYA BISA NULIS \(‘0’)/
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...