Thursday 30 January 2014

Kebetulan yang Disengaja

Bismillah...
Kemarin saya membaca artikel yang membahas tentang percakapan antara orang atheis sama theis. Untuk lebih jelasnya baca aja di sini. Nah, di web nya Mas Panji itu beliau menanyakan kenapa si atheis memilih untuk jadi atheis, dan sebaliknya si atheis tanya kenapa Mas Panji memilih percaya Allah. Saya merinding sendiri saat baca artikel itu. Kok bisa ya orang berpikir bahwa Tuhan itu nggak ada? Naudzubillahimindzalik. Padahal ya banyak sekali tanda-tanda yang sudah diberikan Allah, misalnya alam semesta, air, udara, dan masih buanyaaak lagi. Kaya yang diungkapkan muallaf berikut.



Karena saya nggak mau berlarut-larut memikirkan orang atheis itu, saya pun berlanjut mencari artikel tentang orang atheis yang akhirnya memilih untuk bertuhan. Ya kalau menurut saya sih untuk menghadapi orang seperti itu nggak harus memaksa mereka untuk memahami apa yang kita percayai. Kalau Tuhan nggak memberi petunjuk sama mereka meski kita udah berusaha keras hasilnya juga nihil. Jadi biarkan saja, itu adalah salah satu sunnatullah seperti yang dibilang Mas Panji di webnya.
"Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang rugi." (QS. Al A'raf: 178)
Nah cerita selanjutnya masih ada hubungannya dengan konteks di atas. Saya mau menceritakan tentang tanda-tanda kekuasaan-Nya yang secara pribadi saya alami, yang mana tanda-tanda ini menurut saya terlalu ajaib untuk dianggap kebetulan. Karena saya termasuk orang yang nggak suka mengingat tanggal, jadi maaf saya nggak bisa mencantumkan waktu kejadiannya. Hehe

Jatuh dari Sepeda Motor
Sekitar setahun yang lalu saya mengalami kecelakaan sepeda motor. Pagi hari sebelum berangkat kuliah saya sudah diwanti-wanti ibu agar tidak ngebut saat naik motor. Saya cuma bilang ya tapi agak mengingkari dalam hati karena saat itu saya buru-buru mengingat satu jam lagi akan ada Remidi Kalkulus. Alhasil setelah beberapa saat jauh dari rumah, saya pun menambah laju motor. Namun saat itu entah kenapa firasat saya sudah nggak enak, ban motor seperti mau nggembos tapi saya tetap lanjut karena takut terlambat. Dalam perjalanan itu saya nggak lupa berdoa biar nggak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Ketika sudah berjalan sekitar 20 km dari rumah, saya nggak sengaja melewati jalan yang berlubang dan akhirnya saya pun terjatuh. Kejadiannya cepat sekali saat itu, motor saya oleng dan untungnya saya terlempar ke pinggir jalan yang berumput. Alhamdulillah saya tidak terlempar ke pohon besar yang jaraknya hanya sekitar beberapa langkah dari tempat saya terjatuh. Kemudian beberapa orang mulai ramai menghampiri untuk menanyakan bagaimana keadaan saya. Alhamdulillah saya hanya mengalami lecet di lutut. Seorang bapak yang tinggal tidak jauh dari situ membantu saya membawa motor saya ke bengkel. Ban belakang dan depannya robek, jadi harus diganti. Kata bapak itu, saya termasuk beruntung karena sebelumnya juga ada pengendara motor yang jatuh di jalan itu dan lukanya cukup parah, ada yang patah juga kata beliau. Subhanallah. Setelah itu saya minta tolong Ardita, temen saya, untuk menjemput saya dan mengantar ke kampus *thanks a lot, Dit :D

Dompet Jatuh di Jalan
Seingat saya kejadian ini terjadi tidak lama setelah kejadian di atas. Jadi saat itu saya dari Solo mau pulang ke Wonogiri. Sebelumnya saya membeli roti dulu untuk oleh-oleh. Karena saat itu keadaannya ribet saya pun teledor hanya menaruh dompet di saku jaket setelah membayar di kasir. Saat melewati jalan di Sukoharjo, jalannya lumayan sepi sehingga saya pun melaju dengan kecepatan hampir 100 km/jam. Sebelumnya saya sama salah seorang teman pernah eyel-eyelan tentang seberapa cepat kami naik motor, katanya dia pernah sampai 100 km/jam sedangkan saya belum. Mengingat hal itu saya pun ingin mencobanya di jalan yang menurut saya sepi itu *terdengar kekanak-kanakan ya, yah namanya juga saya XD. Dan karena dalam keadaan mengebut saya nggak bisa lihat spedometer, jadi akhirnya saya nggak tahu juga apakah sudah mencapai target itu tadi. Hehe. Lalu ketika saya berhenti di warung soto daerah Sukoharjo untuk makan, saya baru sadar kalau dompet saya terjatuh. Mulai panik lah saya. Uangnya sih cuma 24.000 rupiah, tapi banyak surat-surat penting yang bakalan ribet kalau misal nanti harus diurus di kantor polisi. Saya juga nggak mau nyusahin orang tua, lalu saya telusuri lagi jalan yang udah saya lalui. Saya lewati lagi jalan Sukoharjo-Solo-Sukhorajo demi menemukan dompet putih bergambar beruang. Sayangnya saya tidak menemukan dompet itu, saya pun mulai menangis dan memohon-mohon pada Allah. Ya Allah biarkan saya menemukan dompet saya.


Akhirnya saya tidak juga menemukan dompet itu dan memutuskan untuk pulang ke Wonogiri (masih sambil nangis). Sebelum sampai rumah saya mampir ke kantor polisi untuk melaporkan kehilangan. Di kantor polisi saya mulai memberikan keterangan yang dirasa perlu. Setelah itu saya pulang ke rumah. Sesampainya di rumah saya cuma bisa pasrah dan takut kalau dimarahi orang tua saya. Namun ternyata di depan pintu rumah saya ada bapak-bapak yang sudah menunggu. Beliau menanyakan apakah saya kehilangan dompet, dan saya pun mengiyakan. Karena saya masih dalam keadaan bingung, saya pun menyuruh ibu saya untuk berbicara dengan bapak tersebut. Ternyata beliau menemukan dompet saya dan bermaksud untuk mengembalikan. Kata ibu saya, bapak itu rumahnya di Sragen dan bekerja di Sukoharjo. Jadi saat menemukan dompet saya, bapak itu menelusuri alamat yang ada di KTP untuk mengembalikan ke pemiliknya. Sebagai imbalan ibu memberi uang bensin karena sudah jauh-jauh ke Wonogiri. Setelah kejadian itu saya sempat berpikir, apa bapak itu tadi malaikat-Nya yang menolong saya karena sudah berdoa sambil nangis saat naik motor? Wallahu alam. Saya nggak tahu, tapi yang jelas pertolongan Allah itu sangat dekat bagi orang yang beriman.

”Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al-Baqarah:214).

”Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang–orang yang beriman.” (QS. Ar Ruum:47).

Dibantu Berjalan saat Melempar Jumrah di Mekkah
Yang ini adalah pengalaman kakek saya. Saat itu beliau sedang menunaikan ibadah haji bersama istrinya. Nah istrinya ini saat melempar jumrah keadaannya melemah. Dengan kondisi seperti itu dan banyaknya jamaah haji yang berjalan menyulitkan beliau untuk menunaikan salah satu wajib haji tersebut. Dalam hati beliau berdoa agar bisa melanjutkan perjalanan ke lokasi melempar jumrah. Tiba-tiba ada seorang laskar berperawakan besar yang membantu memberikan jalan kepada nenek saya. Padahal menurut kakek saya saat itu laskar hanya ditugaskan untuk berjaga di tiang, tidak bisa masuk dalam rombongan haji. Menurut kakek saya juga entah kenapa laskar tersebut mirip sekali dengan orang yang kakek kenal. Kakek saya pun membatin apakah ia adalah seorang malaikat. Ketika ingin menengok untuk melihat kembali, ternyata orang tersebut sudah menghilang. Masya Allah.

Ya itu tadi pengalaman rohani yang pernah saya ataupun orang terdekat saya alami. Orang bisa saja bilang "Cuma kebetulan itu", "Alah, paling cuma dikait-kaitkan", dan sebagainya. Itu masalah mereka sendiri. Namun bagi saya tetap saja dibalik semua kejadian itu ada kuasa yang tidak bisa capai dengan panca indera kita.

Kenapa ada bencana? Kenapa bisa terjadi gempa bumi? Kenapa terjadi pergeseran lempeng di dasar laut? Kenapa dan kenapa lainnya itu pada akhirnya akan mengantarkan kita pada Dzat yang Maha Agung.


رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...