Thursday 16 January 2014

Waduk Tandon, Pelarian dari Waduk Gajah Mungkur

Minggu pagi menjadi hari favorit bagi warga Wonogiri untuk mengunjungi Bendungan Serbaguna Wonogiri atau yang lebih dikenal dengan Waduk Gajah Mungkur. Pengunjung yang membawa mobil dan sepeda motor diharuskan memarkir kendaraannya di tempat yang disediakan dengan jarak yang cukup jauh dari waduk. Di atas waduk, banyak orang yang bersepeda santai, lari pagi, atau sekedar berjalan santai dan bercengkerama dengan keluarga. Jika mereka lapar, beberapa stand makanan telah siap menyajikan macam-macam makanan dengan harga yang cukup terjangkau. Selain itu, stand-stand lain dengan barang dagangan yang beragam juga melengkapi keramaian di sekitar waduk.

Waduk Gajah Mungkur dilihat dari atas (Sumber)

Waduk Gajah Mungkur memang memiliki keunikan tersendiri. Selain menjadi waduk terbesar se-Asia Tenggara, waduk ini juga menampilkan pemandangan alam yang elok. Waduk ini juga menjadi pengendali aliran Sungai Bengawan Solo. Hal ini memberi nilai tambah tersendiri bagi Kabupaten Wonogiri.

Sayangnya kini waduk tersebut sudah tidak bisa dikunjungi lagi. Warga ataupun pengunjung dari luar kota sudah tidak bisa leluasa untuk menikmati keindahan alam di Waduk Gajah Mungkur. Waduk yang telah berusia 33 tahun ini harus direnovasi karena telah mengalami sedimentasi yang cukup parah. Lebih tepatnya dibangun spillway baru agar kualitas dan umur waduk menjadi lebih optimal.

Namun bagi para pengunjung yang saat ini tidak bisa menikmati Waduk Gajah Mungkur, tidak perlu khawatir. Di sisi lain Wonogiri masih ada waduk lain yang juga cukup menarik untuk dikunjungi, waduk tersebut biasa disebut oleh warga sekitar dengan Waduk Tandon. Waduk ini memang lebih kecil dari Waduk Gajah Mungkur. Air yang ditampungnya berasal dari air hujan langsung maupun yang melalui proses run off.

Pemandangan di Waduk Tandon (Sumber)
Di kalangan warga sekitar, waduk ini digunakan untuk memancing, sarana olahraga, dan tempat berpacaran. Untuk poin terakhir ini seringkali menjadikan Waduk Tandon memiliki imej negatif. Orang yang berkunjung ke sana biasanya langsung disindir “Habis ngapain kamu di Tandon?”. Padahal tidak semua orang yang berkunjung ke sana memiliki tujuan yang demikian. Jika diberdayakan, Waduk Tandon bisa juga dijadikan objek wisata di Wonogiri. Udaranya yang sejuk dan pemandangannya yang indah dapat menjadi sasaran lensa oleh para fotografer. Sehingga nantinya diharapkan Waduk Tandon tidak lagi dimanfaatkan oleh pasangan yang belum menikah untuk hal-hal yang negatif, tapi juga dimanfaatkan oleh masyarakat secara positif.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...