Wednesday, 14 August 2013

Meet and Greet Alumni ROHIS SMANSARI

Assalamu'alaikum readers :D

Tidak terasa sudah seminggu berlalu meninggalkan bulan suci Ramadhan. Hiks. Tapi alhamdulillah di hari Raya Idul Fitri kemarin saya bisa kumpul sama saudara-saudara saya yang merantau di Jakarta. Dan yang paling membuat ramai suasana Idul Fitri kemarin yaitu karena ada Luqman, keponakan saya satu-satunya (baru satu soalnya, hehe)

Tapi di sini saya mau flashback dulu ke tanggal 5 Agustus 2013 kemarin. Kebetulan waktu itu saya diundang untuk menghadiri acara Temu Alumni Rohis di SMA saya tercinta. Nah, kenapa saya datang? Ya jawabannya karena diundang itu tadi. Hehe. Nggak ding, saya datang karena saya penasaran bagaimana wajah-wajah teman-teman Rohis saya dulu. Awalnya saya sempet malas buat datang karena saat itu kan udah hari-hari mendekati Idul Fitri. Maunya di rumah aja biar nggak kecapaian pas hari H-nya. Hehe


Waktu itu saya datang juga sudah lumayan telat sih. Kira-kira 30 menit setelah acara dimulai. Tapi saya nggak sendirian, beberapa saat setelah saya duduk ada seorang teman yang baru masuk juga. Yang datang saat itu lumayan banyak juga, sekitar 20 akhwat mungkin. Kalau yang ikhwan saya nggak sempat ngitung karena ketutupan hijab.

Sekitar jam sembilan Ustaz Samsu yang ternyata alumni angkatan lama sekali, mulai memberikan tausiyahnya tentang bagaimana cara agar para alumni Rohis bisa sukses. Sayangnya di momen ini saya malah kebanyakan cerita sama teman saya karena kangen, jadi saya nggak begitu menangkap apa yang dibicarakan sama bapaknya *maap pak ^^'

Setelah Ustaz Samsu itu kemudian ada tausiyah lagi. Kali ini bukan dari alumni tapi dari suaminya alumni, namanya mas Febri. Beliau ini ternyata orang Palembang. Duh, waktu lihat curriculum vitaenya langsung shock ketika ditampilkan fotonya bersama istrinya yang alumni Rohis SMA saya juga. Eits, tapi saya salut sama pasangan ini karena mereka berdua kompak dalam melakukan hal-hal yang bermanfaat. Mereka ini kaya punya lembaga training motivation gitu pokoknya. Hehe

Nah, isi tausiyah yang dibicarakan sama mas Febri ini sebenarnya hampir mirip sama yang diungkapkan Ustaz Samsu. Tapi ada satu hal yang membuat saya langsung khidmat mendengarkan nasihat dari mas Febri, yaitu ketika di layar LCD beliau menampilkan sebuah layar putih dengan titik hitam di tengahnya. Semuanya diminta untuk memberikan komentar tentang titik hitam ini. Ada yang bilang melihat layar putih, ada yang bilang melihat keramik (karena waktu itu LCD nya nggak ada layarnya jadi backgroundnya keramik yang nempel di dinding), ada yang bilang melihat titik hitam, dll. Lalu mas Febri akhirnya menjelaskan bahwa kita sebagai manusia hendaknya tidak melihat pada satu hal yang sekiranya tidak begitu berarti, seperti titik kecil itu. Titik kecil itu menggambarkan kesalahan yang mungkin pernah kita buat di masa lalu, sedangkan layar putih itu menggambarkan bahwa sebenarnya masih banyak ruang yang masih bisa kita isi dengan hal-hal baik. Jadi bagi yang merasa dulunya pernah menggoreskan noktah hitam dalam lembaran hidupnya, hendaknya dia tidak hanya menyesali apa yang dilakukannya itu tetapi juga berusaha untuk memperbaikinya.

Sebagai manusia tentunya kita semua pernah berbuat kesalahan. Nabi Adam dulunya turun ke bumi juga karena berbuat salah. Namun akhirnya beliau bertaubat memohon ampun kepada Allah. Umar bin Khattab dulunya juga mempunyai masa jahiliyah.

"Dikisahkan pernah suatu ketika Rasulullah SAW mendapati Umar bin Khatab sedang menangis kemudian tertawa hampir bersamaan. Ketika ditanya apa gerangan yang menyebabkannya demikian. Umar bin Khatab menjelaskan bahwa ia teringat keadaan dirinya di masa jahiliyah dulu. Kenapa ia menangis, ia teringat ketika masa jahiliyah ia mengubur anak perempuannya hidup-hidup.
Terbayang olehnya seandainya saja anak perempuannya masih hidup. Ia akan bisa bersama mereka. Dan akan mendapatkan cucu yang banyak dari mereka.
Lantas yang membuatnya tertawa adalah ketika di masa jahiliyah ia terbiasa membuat patung-patung berhala. Terkadang ia membuatnya dari gandum dan manisan." (source)

Saya sangat menyukai sahabat Nabi yang satu ini, selain karena sikapnya yang berani move on ini (ciye, move on :p) beliau juga nggak malu dengan masa lalunya itu. Untuk itu ada baiknya jika kita belajar dari pengalaman Umar bin Khattab ini.

Kemudian, karena waktu udah mendekati waktu salat Dhuhur jadi mas Febri mengakhiri tausiyahnya. Dan setelah salat Dhuhur berjama'ah itu, ada acara sharing yang diawali dari angkatan 2005 sampai angkatan 2013. Sayangnya saat itu saya keburu pamit jadi untuk acara sesudahnya saya nggak tahu kelanjutannya bagaimana. Hehe

Tapi setelah mengikuti acara itu, saya jadi merasa menyesal jika waktu itu saya nggak jadi berangkat. Pasalnya dengan adanya acara itu saya jadi semangat lagi karena melihat kakak-kakak maupun adik-adik yang ternyata masih berjuang dalam jalan dakwah. Semoga ukhuwah ini selalu terjaga hingga waktunya nanti dipertemukan di surga-Nya. Aamiin ^^

Udah dulu ya ceritanya. Hehe. Wassalamu'alaikum :)

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...