Sunday 25 August 2013

Mirror Mirror in the Wall

Sist sist, tiap pagi ketika kalian mau berangkat sekolah atau kuliah, atau ke manapun aja kewajiban apa sih yang selalu kalian lakukan??

Mandi?? Ganti baju?? That's right. But one thing that I mean is... NGACA!!




Ngaca atau bercermin itu sudah pasti jadi rutinitasnya cewek-cewek masa kini. Iya masa kini, kan kalau jaman purba itu ceritanya belum ada cermin or something like that. Kalau ada silahkan isi komentar di comment box :p

Back to the topic. Sebenarnya kenapa sih kita ngaca? Biar tahu kalau kita cantik? Kalau ini sih kaya ceritanya Sleeping Beauty itu dong, waktu ratunya nanya ke kaca ajaib buat ngasih tahu siapa wanita paling cantik di negerinya. Sebagai wanita ya maklum kalau kita kaya si ratu itu, ingin terlihat cantik. Tapi kalau cuma itu saya rasa sih kurang ya esensinya. Bercermin itu, baik secara kiasan ataupun makna sebenarnya, menurut saya harus lebih dari kegiatan melihat keadaan fisik kita. Nggak cuma melihat apakah rambut kita udah tersisir rapi, mata kita udah bersih dari belek or sejenisnya, hidung kita udah terbebas dari upil tapi juga harus melihat jauh ke mata kita dan bertanya "Siapa sebenarnya wanita di cermin ini? Apakah dia wanita baik-baik? Sudahkah ia melakukan yang terbaik untuk hidupnya dan keluarganya?".


Kalau kalian pernah nonton film Disturbia, ada satu kutipan menarik yang dilontarkan oleh Kale ketika bicara sama Ashley.
Whenever you're leaving your room, you grab the doorknob, you turn it and you're getting ready to leave but you don't, you stop and you back up and you turn to the mirror and you stare at yourself. But it's not like a, you know, "I'm so hot" kind of stare. You know, it's more like... "Who am I, really?" And to ask yourself that, I mean, that's so cool.
Kalau nggak ngeh tinggal ditranslate aja pakai Google Translate. Intinya, si cewek yang disukai sama Kale itu ketika ngaca, dari ekspresinya nggak menyiratkan bahwa dia itu seksi, tapi lebih seperti bertanya tentang siapa sebenarnya dia.

Kalau di rumah saya, ada sebuah kaca yang nggak pernah bergeser dari tempatnya dari saya masih kecil sampai saya berusia 19 tahun ini. Bukan karena apa-apa, soalnya kacanya itu nempel di lemari dan lemarinya itu berat banget. Jadi ya males aja mau ngegeser barang yang berat kaya gitu. Hehe.

Karena tempatnya di situ terus, jadi ketika saya melihat ke kaca itu saya sering berimajinasi seperti melihat cermin waktu. Maksudnya, saya kadang berkhayal melihat saya yang masih kecil dan unyu-unyu di kaca itu dan di lain waktu saya berkhayal melihat saya di masa depan dengan rambut yang beruban dan wajah yang sudah berkerut. Lalu muncul pertanyaan lagi, seperti "Apakah saya menjadi istri yang baik di umur saya yang menua? Apakah anak-anak saya mencintai saya?" dan sebagainya. Dan kegiatan seperti ini menurut saya bukannya kurang kerjaan. Introspeksi ataupun berkomunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal communication) saya rasa juga merupakan kebutuhan setiap manusia. Bahkan ada yang beranggapan bahwa seseorang dengan komunikasi intrapersonal yang kuat adalah seseorang yang mampu memeriksa diri mereka sendiri dan berhubungan dengan emosi batin. Mereka bekerja dengan baik di tempat-tempat tenang dan bekerja dengan baik (source). Yah, walaupun untuk melakukan intrapersonal communication ini tidak harus dengan berada di depan cermin.

Yang jelas, cermin itu nggak pernah salah. Dia selalu memantulkan apa yang ada di depannya apa adanya. Paling cuma kanan kirinya aja sih yang beda. Hehe. Jadi sebelum kalian membenarkan sesuatu, lebih baik kalian NGACA DULU DEH!! *malah jadi kaya om Dedy :p


NB: posting ini saya tujukan buat cewek-cewek, tapi buat cowok-cowok juga nggak apa-apa sih asal diambil yang baik-baiknya aja :)

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...