Friday 17 August 2018

Persiapan Seleksi Beasiswa LPDP Tahun 2018

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh..

Nggak terasa udah empat tahun nggak posting tulisan lagi di blog ini. Do you miss me?? Hehe
Jadi selama empat tahun ke belakang sebenernya ada banyak banget hal yang udah dilewati. Mulai dari Kerja Praktek, Kuliah Kerja Lapangan, Kuliah Kerja Nyata, trus ngerjain tugas akhir yang berawal dari seminar proposal, sidang antara, dan pada akhirnya bisa sidang akhir setelah melewati masa-masa sulit yaitu revisi dosen pembimbing berjuta kali yang udah bikin pening kepala. Ya mungkin itu sih yang bikin saya jadi males nulis blog, gara-gara ada tanggungan tulisan lain yang harus saya kerjain. Tapi pas jaman masih ngerjain tugas akhir sempet bosen juga trus akhirnya nerima tawaran dari kakak alumni yang kerja di konsultan buat jadi surveyor untuk suatu pekerjaan.

Alhasil saya terhitung telat lulusnya, dimana seharusnya tahun 2016 udah bisa menyandang predikat sebagai sarjana teknik, jadi harus molor sampai awal tahun 2017. But I think it is not a big problem, in the end saya bisa ngerasain wisuda juga dan sekarang alhamdulillah, big thanks to Allah subhanahu wa ta'ala, udah kerja sesuai bidang keilmuan di sebuah institusi pemerintah di Kabupaten Sukoharjo.

And then setelah melewati masa-masa sulit itu (tsaah), ada banyak pelajaran hidup yang saya dapatkan dan menurut saya itu bakalan penting banget buat jadi pegangan hidup saya untuk hari-hari ke depan. Dan emang bener sih kata orang, good things take time, jadi ya ketika kamu melewati sebuah proses yang rasanya berat banget buat dijalani, ya udah dicoba untuk menikmati aja. Yang pasti Allah nggak bakal ngasih ujian ke manusia di luar kemampuan hamba-Nya kok. Dan kaya yang Mbak @suhaysalim pernah omongin di vlognya, ada tiga hal yang perlu kamu pahami dalam hidup. Pertama, kamu harus tahu kalau kamu nggak bisa mengendalikan segala hal. Kedua, semua hal yang kamu lakukan pasti ada konsekuensinya. Dan yang ketiga, pada akhirnya semuanya pasti akan jadi masa lalu. Setelah lihat vlog ini saya jadi yakin kalo Mbak @suhaysalim lebih cocok jadi motivator kaya mbak Merry Riana daripada beauty vlogger ☺

Yah mungkin segitu dulu flashback-nya. Kapan-kapan kalau ada hal penting yang saya ingat insyaAllah bakal saya posting di sini. Sekarang saya mau bahas pengalaman saya beberapa bulan terakhir untuk ikut dalam sebuah seleksi beasiswa yang cukup banyak diminati di kalangan mahasiswa. Yup! Just like the title, the name is LPDP scholarship. Sesuai namanya, beasiswa ini adalah beasiswa yang dikelola oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia, khususnya oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Dana pendidikan yang diberikan untuk beasiswa ini berasal dari rakyat Indonesia dan dibandingkan dengan beasiswa yang lain, beasiswa LPDP ini tahapannya bisa dibilang cukup sulit karena ada persyaratan-persyaratan tertentu yang perlu dipenuhi dan itu nggak mudah buat dapetnya. Tapi sepadan sih sama visi misi yang dimiliki sama LPDP ini, yang bertujuan untuk mencetak pemimpin di masa depan yang bisa diandalkan. Jadi kualifikasi yang diharapkan memang nggak main-main.

Awalnya saya dapat jarkom tentang pengumuman LPDP ini. Lalu saya iseng-iseng buka website tersebut dan baca-baca informasi yang ada di sana. Ternyata ada enam program beasiswa yang ditawarkan yaitu, Beasiswa Reguler, Beasiswa Disertasi, Beasiswa Dokter Spesialis, Beasiswa Afirmasi, Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia (BUDI), dan Program Co-Funding. Dari keenam program studi itu, saya kemudian tertarik untuk ikut Beasiswa Reguler untuk tujuan universitas Dalam Negeri. Ada beberapa syarat di website beasiswa LPDP, tapi yang menurut saya butuh effort yang cukup sulit adalah sebagai berikut.
  • Tes TOEFL. Untuk bisa masuk ke jalur reguler, syarat TOEFL yang diharuskan adalah di atas 500 untuk TOEFL ITP. Saat itu saya langsung cari info tes TOEFL ke LP2B UNS dan alhamdulillah masih kebagian kuota sehingga saya bisa ikut tes sebelum pendaftaran administrasi ditutup. Alhamdulillah juga dua minggu kemudian nilai saya keluar dan hasilnya di atas 500.
  • Surat Rekomendasi. Untuk syarat yang satu ini alhamdulillah saya dapatkan dari atasan saya di kantor. Pada prinsipnya beliau mendukung apa yang saya cita-citakan sehingga tidak ada kesulitan untuk mendapatkan surat ini.
  • Surat Bebas Narkoba. Surat ini saya dapatkan dua hari sebelum masa penutupan pendaftaran administrasi. Alhamdulillah saya diberi kelancaran untuk mengurus surat ini. Hanya saja biaya yang dipatok untuk layanan ini memang mahal, jadi agak kaget ketika saya melihat struk pembayaran yang diberikan dari pihak rumah sakit.
  • Essay. Ada dua essay yang harus diupload dalam sistem seleksi beasiswa LPDP, yaitu Rencana Studi dan Statement of Purposes. Kedua essay tersebut saya buat di sela-sela kesibukan saya untuk bekerja. Bahkan finishing-nya baru jadi ketika sepuluh menit sebelum jam penutupan pendaftaran dan saya upload lima menit kemudian. 
Kalau dilihat dari poin-poin di atas, memang terkesan mendadak sekali persiapan saya untuk ikut seleksi beasiswa ini. Karena pada saat itu saya benar-benar niatnya cuma pengen nyoba yang kalau nggak lolos ya udah nggak apa-apa. Tapi tiga minggu kemudian alhamdulillah wa syukurillah, saya mendapatkan email dari pihak LPDP bahwa saya lolos seleksi administrasi dan bisa melanjutkan ke tahapan seleksi berbasis komputer. Saya sama sekali tidak menyangka saat itu tapi saya bersyukur dan berdoa semoga ini berlanjut sampai pengumuman akhir nanti.

Pada saat seleksi berbasis komputer, ada tiga hal yang harus saya persiapkan yaitu Tes Potensi Akademik (TPA), Soft Competency (SC), dan Essay on The Spot (EOTS). Beruntung saya menemukan grup-grup Whatsapp yang memberikan informasi terkait LPDP ini sehingga saya bisa belajar dan mendapat wawasan lain dari teman-teman yang ada dalam grup tersebut. Untuk TPA persiapannya adalah sering-sering mengerjakan soal-soal yang diteskan, yaitu soal numerik, verbal, dan penalaran. Kalau untuk Soft Competency bisa dengan cara mencoba tes kepribadian online. Sedangkan untuk EOTS yaitu dengan cara banyak membaca berita terbaru dan terkini kemudian mencoba untuk membuat resumenya dan juga tanggapan dari berita tersebut.

Tes seleksi berbasis komputer saya laksanakan di Kantor BKN di Yogyakarta. Saya mendapatkan sesi antara jam 10.45 WIB sampai jam 13.15 WIB. Pembagian waktunya adalah TPA 90 menit, SC 30 menit, dan EOTS 30 menit. Saat saya mengerjakan, yang membuat saya grogi adalah pada saat peserta lain dalam waktu relatif singkat mengerjakan soal-soal pilihan ganda TPA dan SC dan kemudian melanjutkan EOTS. Suara ketikan keyboard komputer mulai beradu dan mengganggu konsentrasi saya. Saya tidak tahu apa yang peserta lain tulis dalam EOTS mereka. Hanya saja saat saya melirik sebelah saya, tulisan yang dia ketik sudah menghasilkan beberapa paragraf. Saya hanya bisa menghela nafas dan berusaha kembali fokus pada layar komputer di depan saya. Alhasil, saya hanya menulis EOTS sekitar dua atau tiga paragraf.

Setelah keluar dari ruangan tes, saya lalu melihat nilai saya dan peserta lain yang sudah terpampang di halaman Kantor BKN. Jika dilihat dari peringkat, memang nilai saya masih pada batas aman. Kemudian setelah menunggu sekitar tiga minggu, pihak LPDP kembali mengirimi saya email yang berisi informasi bahwa saya lolos seleksi berbasis komputer dan dapat melanjutkan ke seleksi substansi. Alhamdulillah sebuah keajaiban kembali terjadi pada saya.

Untuk seleksi substansi ini, persiapan yang saya lakukan adalah mengadakan pertemuan tatap muka dengan teman-teman peserta seleksi di Solo Raya. Karena seleksi substansi terdiri dari verifikasi dokumen, wawancara, dan Leaderless Group Discussion (LGD) maka saya pikir tidak bisa jika hanya belajar sendirian saja. Perlu ada simulasi agar persiapan saya lebih lancar. Selain itu, persiapan saya pada tahap ini juga dengan mencari kisi-kisi pertanyaan yang kemungkinan diajukan pada saat wawancara dengan cara searching di internet. Hal ini penting karena pada saat wawancara nanti jawaban yang kita utarakan sangat menentukan pertanyaan-pertanyaan selanjutnya. Dan jika tidak kita persiapkan jawabannya sematang mungkin, bisa saja kita stuck di tengah jalan.

Undangan seleksi substansi baru dikirim dua hari sebelum hari H. Oleh sebab itu, saya merasa persiapan saya belum terlalu matang. Kali ini saya menginap di kos teman saya karena lokasinya dekat dengan lokasi tes, yaitu Gedung Keuangan Negara, Yogyakarta. Lalu pada saat hari yang ditunggu-ditunggu tiba, saya berusaha menenangkan diri dan berdoa semoga semuanya dapat berjalan lancar. Alhamdulillah saya dapat jadwal verifikasi dokumen, wawancara, dan LGD dalam sehari sehingga saya tidak meninggalkan pekerjaan saya dalam waktu yang lama. Karena ada peserta lain yang mendapatkan jadwal lebih dari satu hari sehingga agak merepotkan misalkan untuk ijin kerja. Saat itu, verifikasi dokumen berjalan lancar, hanya saja petugas sempat menanyakan tentang surat ijin belajar. Karena saya berencana untuk resign jika saya diterima beasiswa ini, maka saya tidak membuat surat tersebut. Petugas kemudian mengangguk dan mempersilakan saya untuk menunggu sesi wawancara.

Setelah beberapa lama menunggu, nama saya akhirnya dipanggil juga. Saat memasuki ruang wawancara, sempat ada sedikit masalah karena alat perekam yang digunakan oleh interviewer tidak bisa digunakan. Namun masalah tersebut kemudian bisa diselesaikan dan proses wawancara pun berlanjut. Pada saat wawancara ada beberapa hal yang ditanyakan yaitu:
  • Track record nilai ketika masih kuliah sarjana kenapa ada nilai yang tidak A? Apakah ada masalah?
  • Kurikulum apa saja yang mungkin akan dipelajari di universitas tujuan program magister?
  • Apakah sudah mencari tahu tentang mata kuliah dan hal-hal yang akan dipelajari ketika ikut program magister?
  • Apa yang akan dilakukan ketika sudah lulus S2?
  • Apa karya terbaik yang pernah Anda buat?
  • Apa pencapaian terbaik dalam hidup Anda?
  • Apa mimpi yang ingin Anda raih? Bagaimana cara mewujudkan mimpi tersebut?
  • Apa hal yang menurut Anda berkesan akhir-akhir ini?
  • Apa peran Anda dalam pengalaman yang berkesan tersebut?
  • Pernahkah menghadapi masa-masa sulit? Masa apakah itu?
  • Bagaimana cara Anda dapat keluar dari masa-masa sulit tersebut?
  • Apa yang membuat Anda tidak lulus sarjana tepat waktu?
  • Conclusion in English. Tell us about your objective university. Tell us about the department.
Pada saat wawancara ini saya menyadari bahwa jawaban yang sudah saya siapkan ternyata sia-sia. Karena pada saat wawancara saya tidak bisa mengingat jawaban yang sudah saya hapalkan dan hanya menjawab spontan sesuai dengan apa yang saya pikirkan pada waktu itu juga. Selain itu, saya juga tidak lancar ketika menjawab pertanyaan dengan Bahasa Inggris. Jadi menurut saya, nilai saya tidak akan bagus dalam sesi wawancara ini. Selanjutnya saya hanya bisa pasrah dan harus berdoa dan terus berdoa.

Setelah istirahat selama dua jam, saya melanjutkan perjuangan saya untuk sesi LGD. Dalam sesi ini dibuat kelompok yang terdiri dari tujuh sampai sepuluh orang untuk membahas sebuah berita dan masing-masing peserta harus memiliki peran yang berbeda-beda dalam melihat masalah yang ada dalam berita tersebut. Kami diberikan waktu lima menit untuk membaca berita setelah itu dibebaskan untuk mendiskusikannya dalam waktu 25 menit. Berita yang kami dapat waktu itu adalah tentang alternaif pemindahan napi koruptor dari Lapas Sukamiskin ke Lapas Nusa Kambangan.


Singkat cerita, kami dapat menyelesaikan sesi ini dengan kompak karena masing-masing peserta mendapatkan kesempatan untuk mengutarakan pendapatnya secara proporsional, tidak ada yang terlalu mendominasi dan tidak ada yang diam saja. Kesimpulan saya dan teman-teman waktu itu adalah kami berhasil menaklukkan sesi LGD ini.

Yah mungkin itu yang bisa saya bagikan dalam posting kali ini. Saya mohon doa dari teman-teman semua agar saya bisa lolos dalam seleksi substansi ini dan diberikan yang terbaik. Oiya ada sebuah ungkapan yang saya ingat-ingat dalam mengikuti tes ini, yaitu Nothing to Lose. Tentunya saya sangat berharap dapat menjadi awardee dan mengikuti Persiapan Keberangkatan awardee LPDP. Tapi bagaimanapun juga saya juga harus siap untuk menghadapi kemungkinan terburuk. Intinya saya juga mohon doa agar saya bisa menjalani hidup saya dengan ikhlas baik untuk sekarang ataupun nanti.

That's all. Semoga postingan kali ini bermanfaat, khususnya bagi teman-teman yang berencana mengikuti seleksi ini di tahun atau periode berikutnya.
Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh...

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...