Wednesday 17 September 2014

Pentingnya Sejarah Diri

Terkadang ada perasaan antara curiga, penasaran, dan ingin tahu dari diri saya terhadap jati diri orang tua saya. Maksud saya adalah saat mereka masih muda dan sama sekali belum mengenal satu sama lain, apa yang seringkali bermain dalam pemikiran mereka. Dari lembaran sejarah kita tahu Kartini muda adalah seorang yang kritis, suka berdiskusi, rajin berkirim surat dengan teman-temannya, dsb. Tentunya orang tua saya pun pasti juga memiliki "lembaran-lembaran tak tertulis" yang menggambarkan bagaimana mereka memaknai hidup ini sejak muda.


Begitu pun saya. Beberapa hal inilah yang membuat saya berpikir bahwa menjadi penting untuk menuliskan beberapa ide atau bahasan yang saat ini membuat kita tertarik. Manfaatnya untuk keturunan saya nanti (dan juga mungkin orang lain) adalah mereka bisa mengenal kita di saat mungkin kita tak sempat menceritakan bagaimana jalan hidup orang tuanya dengan alur yang runtut. Hal ini juga menjadi semacam pelecut bahwa jika saya (dan sebagian besar kehidupan saya nanti) saya jalani dengan baik, maka mestinya anak saya akan berusaha menjalani hidupnya lebih baik dari saya. Selain itu, dengan mereka membaca sejarah hidup saya, mereka bisa melanjutkan "cita-cita" yang mungkin belum sempat saya capai. Dan mungkin inilah yang terjadi pada Felix Siauw, Salim A. Fillah, Hanum Rais, Ahmad Fuadi dan beberapa penulis lain. Mereka menulis bukan hanya untuk diri mereka sendiri, tapi juga untuk generasi penerus mereka. Maka tak heran jika pada sebuah buku ada sebuah pesan singkat tentang untuk siapa buku itu diperuntukkan dan kebanyakan adalah untuk anak mereka.

Dan tentu akan sangat menyedihkan ketika kita mendengar bahwa mungkin kenyataannya beberapa dari orangtua teman kita menjalani hidup mereka dengan buruk, pernah menorehkan noktah hitam dalam keluarga, dsb. Tentu saya dan kebanyakan dari kita tidak menginginkan hal itu terjadi. Membentuk generasi yang berkualitas adalah PR umat Islam bersama, hingga nantinya waktu yang ditunggu, yaitu kebangkitan kembali agama ini terwujud (bi idznillah).

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...