Tuesday, 26 February 2013

Tentang sebuah Kamar

Malam ini, aku terjebak lagi di ruangan ini. Sebuah ruangan yang besarnya mungkin tidak lebih besar dari kamarku di rumah. Ruangan ini adalah kamar kosku. Sudah sekitar enam bulan aku menyewa kamar ini meski aku sebenarnya sudah membayar setahun penuh. Namun mau apalagi, itu sudah aturan dari ibu pemilik kamar ini. Tapi dua bulan ke belakang, kamar ini tidak aku huni. Libur panjang yang membuatku dengan senang hati meninggalkan kamar ini untuk sementara. Dan kini, liburan yang menyenangkan itu harus berakhir. Memang, saat liburan aku hanya berada di rumah dan sesekali pergi bersama ibu. Dan aku merasa itu sudah lebih dari cukup. Tidak seperti para pejabat yang harus pergi ke luar negeri dengan alasan untuk studi banding, liburan dimanapun asal bersama ibu membuatku merasa sangat senang. Mengapa? Karena kau tak kan tahu sampai kapan kau akan bisa bersamanya. Meski jauh di lubuk hatimu kau ingin selalu bersamanya. Jadi, aku rasa memanfaatkan waktu libur untuk berdua dengan ibu adalah hal yang baik. Baiklah, akan aku lanjutkan agar tulisan ini tidak membuatku terlhat semakin cengeng.

Dan alasanku saat ini berada di kamar ini juga karena ibuku, dan tentunya juga karena kehendak Tuhanku. Di sini aku harus berusaha sebaik mungkin menuntut ilmu untuk membahagiakan ibu. Dan di sini pula aku harus berusaha hidup sendiri dengan penuh keterbatasan, well jika dibandingkan dengan saat berada di rumah. Dan kadang aku berpikir bahwa mungkin seorang manusia memang harus merasakan saat-saat seperti ini untuk memunculkan potensinya. Buktinya, di sini aku merasa lebih bisa mengatur waktu dan lebih mandiri. Lalu aku berpikir tentang orang-orang yang bisa berkarya walau hanya berada di tempat yang disebut penjara sekalipun. Salah satunya adalah presiden pertama kita, Soekarno. Dalam sebuah buku disebutkan bahwa walau di dalam penjara, beliau tetap menulis. Meski raganya terkekang, imajinasi dan pikirannya tetap bisa melanglang buana menjelajahi dunia. Luar biasa. Namun, bukan hanya beliau yang mempunyai nasib seperti itu, orang-orang ini juga mempunyai cerita yang sama. Bagaimana jika dibandingkan dengan aku? Hmm, tentunya masih sangat jauh. Jika tidak ada sesuatu yang harus dikerjakan aku hanya tiduran di kamar.


Soekarno

Lalu ada kisah seorang pemuda yang saat ini kekayaannya diperkirakan mencapai triliunan rupiah. Dia adalah Mark Zuckerberg. Pada tanggal 4 Februari 2004 dari sebuah kamar di asramanya, ia memulai kesuksesannya itu dengan meluncurkan situs jejaring sosial yang bernama Facebook. Ya, memang kamar itu bukan kamar biasa melainkan kamar di Universitas Harvard. Namun, aku rasa bukan karena kamar itu yang membuat sang penghuni bisa menggapai apa yang dimilikinya saat ini. Apa yang didapat Mark tentu karena impian dan usahanya yang sudah ia lakukan jauh sebelum itu.


Mark Zuckerberg

Ya, itulah mereka. Orang-orang yang masih bisa berpikir luas dalam ruangan yang tak seberapa luas. Orang-orang yang awalnya di dunia luar dicerca, namun dengan hasil yang lahir dari dalam ruangan terbatas itu, mereka menjadi dikenal dunia. Aku pun ingin seperti itu. Bukan tentang terkenal atau tidak, tapi tentang cara mereka menginspirasi orang lain. Dan di kamar ini, aku harap akan ada cerita baru yang bisa dimulai. Cerita yang nantinya bisa menginspirasi orang lain :)

Surakarta, 25 Februari 2013

There is Always a First Time

Sebenernya postingan ini udah mau saya tulis kemarin-kemarin, cuma karena udah nggak mood dan kemaleman, akhirnya saya tulis hari ini. Gapapa kali ya? :D

Eh sebelumnya saya mau kasih info dulu tentang tidur kemaleman itu tadi. Di antara kalian ada yang sering begadang gitu nggak? Pasti ada ya. Saya akhir-akhir ini juga sering. Padahal biasanya dulu jam 10 malem saya udah pelukan sama guling. Terus, kemarin saya baca SINI, ada berita kalo ternyata tidur terlalu malem itu nggak baik buat kesehatan. Saya sebenernya udah tahu, tapi karena saya belum ngerti maksud "nggak baik buat kesehatan" itu gimana, jadi saya masih sering nglakuin.



Nah, di situs itu tadi saya baru tahu bentuk bahayanya itu ternyata menyebabkan Cancer! Nggak, ini bukan nama zodiak melainkan nama penyakit. Penyakit ini menyerang hati dan gejalanya itu pokoknya nggak kelihatan gitu deh, jadi tau-tau langsung parah. Hii, serem kan?! Makanya waktu kemarin saya mau nulis malem-malem saya undur jadi hari ini, karena biasanya kalau udah blogging gitu saya suka sampai tengah malem :o



Udah itu aja sih infonya. Let's get started :D

Kalian sadar nggak sih kalau dalam kehidupan kita itu selalu ada saat pertama kali? Entah itu saat-saat pertama kalian bisa makan sendiri, naik sepeda sendiri, dan bisa mandi sendiri. Masih inget nggak? Mungkin kalau hal kaya gitu susah ngingetnya ya... Hehehe. Dan kali ini saya mau sharing saat-saat pertama yang menurut saya mengesankan dan nggak terlupakan :D

1. Saat pertama sekolah
Sekolah, taman kanak-kanak paling enak
Sekolah, taman kanak-kanak paling enak
Buat yang nggak tahu, tulisan di atas itu sebenernya lirik lagu. Saya dengernya waktu nonton Ceriwis yang nyanyiin Indra Bekti dengan gayanya yang random itu. Anehnya liriknya itu terus, sampai kiamat mungkin -_-
Lanjut... Jadi, dulu waktu awal masuk sekolah itu ya kaya anak-anak lain. Ada perasaan grogi, minder, takut kaya gitu walaupun hari pertama itu masih ditemeni ibu sampai pulang. But at least saya bisa menjalani hari pertama itu dengan sukses. Dan di hari kedua dan selanjutnya saya udah berani sekolah sendiri :)

2. Saat pertama naik sepeda
Dulu di kampung saya, anak-anak biasanya latihan naik sepeda di kompleks kantor DPU, karena di sana lokasinya pas banget buat latihan gitu. Mereka nggak sendirian, ada yang sama orang tuanya. Nah, saya dulu termasuk salah satunya. Karena belum bisa naik sepeda, saya minta diajarin sama bapak saya. Dan kalo nggak salah waktu itu masih kelas satu atau dua gitu, saya lupa. Hehe. Tapi nggak berapa lama saya langsung bisa meski pakai jatuh bangun dan lecet-lecet dulu. Rasanya senang bukan main. Terus akhirnya saya ke sekolah pakai sepeda :)

3. Saat pertama pakai jilbab
Maksudnya ini pakai jilbab waktu sekolah lho ya... Waktu SD saya emang belum pakai jilbab. Rambut sering saya gerai, akibatnya saya sering diejek kaya kuntil anak -_-
Lalu ketika SMP saya mencoba untuk mengubah rumor itu *eh. Tapi bukan karena itu thok ding, saya terinspirasi sama saudara saya yang pakai jilbab. Kayanya kalau dilihat itu anggun dan kulit nggak jadi item :p
Nah, waktu awal itu saya merasa kepanasan sih. Mungkin karena belum terbiasa aja. Pakainya juga belum bisa rapi. Tapi alhamdulillah lama-lama nyaman juga. Daripada kepanasan di neraka mending kepanasan di dunia :)


4. Pertama kali cari uang sendiri
Saya inget banget dulu pas SD saya sempet bisa dapet uang jajan sendiri. Yaah, walau cuma 100-200 rupiah sih. Apa yang saya lakukan? Saya nggambar. Iya, dulu itu saya suka banget nggambar dan temen-temen saya bilang gambar saya bagus. Lalu, mereka minta digambarin salah satu karakter di Kartun Pokemon. Kurang lebih kaya gini gambarnya

Maksudnya ini gambar yang saya gambar, bukan gambar yang hasil gambar saya.
Nah bingung kan --"
Karena saya nggak mau rugi, saya pun minta imbalan sama mereka. Dan nggak tahunya mereka mau :p
Bukan cuma itu pengalaman saya nggambarin orang dan dapet duit. Waktu kelas X SMA, sempet ada tugas menggambar peta. Nggambarnya itu di kertas kalkir. Kebetulan saya sekelompok sama temen yang enak diajak buat kerja sama, alhasil tugas itu bisa selesai tepat waktu. Tapi, di kelas saya ini ada temen yang males ngerjain. Saya pun mencoba memberi solusi dengan menggambarkan tugas milik dia, nggak gratis tentunya. Ya udah, akhirnya mereka mau. Dan ketika tugas itu selesai, saya pun dapat bayaran. Eh, tapi jangan dicontoh lho ya :p


5. Saat pertama pakai ATM
Ini saya skip ke pengalaman yang terjadi baru-baru ini aja ya. Biar nggak kebanyakan dan membosankan :D
Jadi kemarin itu saya baru dapat Kartu Mahasiswa. Dan fungsinya itu jadi satu sama kartu ATM. Karena baru pertama kali pegang kaya gituan (kartu ATM maksudnya :p) saya minta tolong temen saya buat ngarahin cara makenya. Waktu masuk ke mesinnya, saya nggak cepak-cepak, akibatnya ribet sendiri di dalam. Ketika udah selesai ternyata di luar udah banyak yang antri. Saya pun nggak enak dan langsung masukin barang-barang ke tas dan keluar. Dari temen saya itu, saya baru tahu kalau masuk ATM itu harus udah disiapin kartunya, jadi yang nunggu nggak kelamaan. Hehe

Mungkin itu saja sih pengalaman tentang saat pertama kali yang bisa saya bagikan. Intinya, saya cuma mau ngasih advice, kalau yang namanya hidup itu harus berani nyoba. Kalau kita nggak pernah mau untuk mencoba atau memulai sesuatu, hidup kita bakalan flat. Garing men! Dan di saat pertama kali itulah kita bisa tahu apa yang kurang dari usaha yang udah kita lakuin sehingga kita bisa berbenah diri untuk jadi lebih baik.

Alright, I think this is the end of the post. Maaf kalau postingan ini kurang bagus karena ini pertama kalinya saya buka aib saya sendiri *nggak ding -_-
Tetep semangat untuk memulai ya! :)

NB: Buat yang pengin share tentang pengalaman kaya di atas, bisa nulis di comment box :D

Thursday, 21 February 2013

SMS Motivasi

Kata-kata mutiara di bawah ini murni hasil copas dari inbox HP saya. Hal-hal mengenai kesamaan kata harap maklum, namanya juga copas :D
Semoga berguna untuk yang siapapun yang baca :)

“Istiqomahlah dan malaikat akan berkata dan mendoakan: janganlah bersedih dan janganlah kau takut karena allah swt. Telah menjanjikan syurga padamu.”
Istiqomahkan hati, pikiran, dan raga ini untuk tetap berjuang di jalannya. Semoga dapat melalui berbagai ujian dengan akhir berupa prestasi sebaik-baiknya. Dan dia yang paling pantas menilai dan bukan makhluknya…
-norma keisya avicenna-

“Kamu pasti akan diuji dengan hartamu dan dirimu. Dan pasti kamu akan mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu, dan dari orang-orang musyrik. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sungguh yang demikian itu  termasuk urusan yang patut diutamakan.” (qs. Ali imran: 3)

“Tidak ada karunia allah yang lebih baik bagi seseorang setelah ia masuk islam daripada karunia memiliki saudara yang shalih.”
Peganglah kuat saudara shalih kita. Dalam kondisi taat saudara akan mendorong untuk ketaatan yang lebih banyak lagi. Dalam kondisi lalai, saudarayang shalih akan mengingatkan dari kelalaian. Dalam kondisi hati tersayat dan terluka oleh dosa, saudara yang shalih akan membantu mengobati kita dan membuat kita bisa pulih kembali…

Jangan kalah oleh kesulitan, no excuse! Katanya orang-orang gagal mencari alasan untuk berhenti, orang sukses berhenti mencari-cari alasan. Semangat!

Kebenaran itu munculnya dianggap keanehan.. Yang memegangnya panas bak bara api, yang mengikutinya akan banyak rintangan, yang membenarkannya akan diuji, yang membelanya akan diminta mati.. tapi ingatlah kematian dalam kebenaran hakekatnya dalah kehidupan yang abadi.. sebab apa, fitrah bumi yang fana ini berbanding terbalik dengan langit yang abadi.. jadi berbahagialah bila menjadi insane langit..

Ukuran kebahagiaan terletak pada rasa syukur di atas nikmat yang diberikan-Nya. Jika seseorang itu berusaha cukup atas apa yang diberikan Allha Swt, maka Allah juga akan memberikan kecukupan. –Ust. Hanifullah Syukri

Ketika sedih maka tetap tersenyumlah. Bukan untuk menyembunyikan luka, tapi untuk mensyukuri bahagia yang tersisa.

“Doa kalian pasti akan dikabulkan, selama ia tidak terburu-buru, yaitu dengan berkata: Aku telah berdoa akan tetapi tidak kunjung dikabulkan. (Muttafaqun ‘Alaih)

Dari Mughirah RA, ia berkata: Aku mendengar Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya berdusta atas namaku itu tidak sebagaimana berdusta atas nama selainku. Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah ia menempati tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa, maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah ia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah. (QS. 33: 69)

“Dan hendaknya ada di antara kalian segolongan umat yang mengajak kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104)

“Senyuman adalah magnet kuat untuk meraih rasa cinta. Sedangkan perbuatan baik adalah sesuatu yang mudah, berwajah ceria dan pembicaraan yang lembut.” (Imam Ibnu Uyainah)
“Senyumanmu di hadapan saudaramu adalah sedekah.” (HR. At-Tirmidzi)
-The Secret of Shalihah-

“Segala luka dan kecewa tampaknya kan malu dan meniada ketika kita insyafi bahwa Allah Yang Maha Mengatur tak pernah keliru, tak pernah aniaya..”

“Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutan yang membuat kita sulit. Karena jangan pernah mencoba untuk menyerah dan jangan pernah menyerah untuk mencoba. Maka jangan katakana pada Tuhan aku punya masalah, tetapi katakana pada masalah aku punya Allah yang Maha Segalanya.” (Ali bin Abi Thalib)

Umar bin ‘Abdul Aziz berkata: jika engkau mampu maka jadilah seorang ulama. Jika engkau tidak mampu maka jadilah seorang penuntut ilmu. Jika engkau tidak mampu maka cintailah mereka. Jika tidak mampu, maka janganlah engaku membenti mereka. (Jami’ al Bayan al Ilmi wa fadhlihi)

Aisyah ra. meriwayatkan dari Nabi Saw. yang bersabda, “Janganlah salah seorang dari kalian mengatakan khabutsat nafsi (diriku sangat buruk), tetapi hendaknya ia mengatakan laqisat naïf (diriku ada kekurangan).” (HR Bukhari dan Muslim)

Jangan pernah berhenti mengepakkan sayap. Biarkan semua cobaan membuat kita kuat, biarkan derasnya terpaan membuat kita gesit berkelit, biarkan jiwa-jiwa optimis membuat kita bijak menyikapi hidup, biarkan jiwa-jiwa sabar menjadi penyejuk di tengah segala duka. Hingga kelak akan terjawab: “Mengapa perjuangan itu pahit?”
“Karena surga itu manis..”

“Janganlah berduka cita sesungguhnya Allah bersama kita.” (QS. 9: 40)
“Dan bertawakallah kepada Allah yang hidup (kekal) dan tidak mati.” (QS. 25: 58)

Karena Allah cinta, maka selalu ada ujian yang mendewasakan kita.. Karena Allah saying, maka di saat terpentinglah pertolongannya datang.. Karena Allah tau, maka yang terbaiklah untukmu.. terkadang kita merasa diabaikan tanpa menyadari bahwa tiada satu peluh pun yang Allah siakan melainkan ada ba;asan yang seimbang..

Firman Allah: Kalau kamu menuruti kebanyakan manusia di muka bumi, pasti mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.” (QS. Al An’aam: 116)

Biarlah Allah Swt yang menyemangati kita sehingga tanpa sadar setiap peristiwa menjadi teguran atas kemalasan kita. Cukuplah Allah saja yang memelihara ketekunan kita karena perhatian manusia terkadang menghanyutkan keikhlasan. Semoga Allah menjadikan kita pribadi yang bermakna. “Saat berbaur mampu menyemangati yang lain saat sendiri mampu menguatkan diri sendiri.”

Cinta..
Cinta itu indah kan??
Cinta itu memabukkan kita.. Kadang kita sampai tak bisa berpikir jernih karenanya.. Kita bisa melakukan apa saja karenanya..
Tapi, tahukah kamu? Ada CINTA yang selama ini kita LUPAKAN.. CINTA yang SELALU mencintai kita meski kita tak MENYADARINYA.
Dia DEKAT. Dia membimbing langkah kita. Dia menentukan langkah kita. Dia TETAP ADA meski kita MELUPAKANNYA.. Dia memberikan kita SEGALANYA.. KEMBALILAH pada CINTA itu.. Karena CINTA itu tetap ABADI.. Dia akan CEMBURU bila kita mencintai yang lain TANPA seijinnya..
Kenapa?
Karena Dia MENCINTAI kita.. Dia CINTA yang HAKIKI..
ALLAH..


“Ya Ayyuhal Mudaatstsir, Kum Faandzir”
“Wahai orang-orang yang berselimut, bangunlah. Lalu berilah peringatan dan agungkanlah Tuhanmu”


Tak ada yang sia-sia dalam setiap penciptaan pada setiap kepak-kepak merpati yang mengudara di angkasa. Gemercik air yang mengalir. Angin yang berhembus lembut di titian. Pun pada helaian daun yang gugur karena keringnya. Semesta bertasbih sambut keagungan kuasanya atas segala penciptaan. Sungguh tak ada yang tersisa dalam setiap perjalanan, karena setiap jejak yang tertinggal selalu ada hikmah.

Manusia semestinya mendongak ke langit.. Menghayati keagungan ciptaan-Nya..
Perlu juga menundukkan kepalanya ke tanah.. Menyadari asal penciptaan-Nya..
Lalu, harus juga ia menoleh ke samping.. Mengerti untuk apa dia diciptakan..
Ia lalu menatap ke depan, berusaha agar penciptaannya tidak menjadi kesia-siaan belaka.,
Waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya..
Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi, penuh kenikmatan, serta terbatas dari kesempitan dan adzab yang pedih..
Ketahuilah bahwa berjalannya waktu lwbih cepat dari berjalannya awan (mendung)..
Barangsiapa yang waktunya hanya untuk ketaatan dan ibadah kepada Allah, maka itulah umur dan waktu yang sebenarnya..
Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupan, namun hanya teranggap seperti kehidupan binatang ternak..
(Ibnul Qayyim)


Ketika kau benar, katakanlah bahwa kau memang BENAR. Meski banyak orang menganggap kau salah. Karena cepat ataupun lambat, KEBENARAN pasti akan menampakkan diri. Dan tak sekedar itu, ia akan berada dalam posisi sebagai pemenang.
Islam pada awal mula datangnya adalah asing. Suatu masa Islam akan kembali asing. Maka beruntunglah orang-orang yang diasingkan. Sahabat bertanya, “ya Rasulullah. Siapakah yang diasingkan itu?”. Rasulullah menjawab, “mereka adalah orang-orang yang melakukan perbaikan tatkala yang lain berbuat kerusakan”.
Pembelajar sejati memahami bahwa sepanjang hidupnya adalah laboratorium. Ketika bertemu kegagalan dia yakin bahwa Allah mengirimkannya agar kesuksesan yang dinanti terasa lebih manis. Ketika kehilangan menjumpainya maka ia pun yakin bahwa Allah akan menggantikan dengan yang lebih baik.

Tuesday, 19 February 2013

Happy Birthday Mom!

Hari ini adalah hari ulang tahun ibu saya. Kebetulan waktu googling tadi ternyata Pakdhe Nicholas Copernicus juga ulang tahun hari ini *geg ngopo? :p

Karena itu, kemarin saya cari hadiah buat ibu saya. Sebenarnya saya bukan type orang yang suka ngasih kado setiap ada yang ulang tahun. Tapi karena saya merasa udah lama juga nggak ngasih sesuatu sama ibu, saya jadi berniat memberikan kejutan buat beliau.
Kemarin waktu pulang dari kampus, saya sengaja mampir ke PGS (Pusat Grosir Solo). Saya langsung cari kios yang menjual jam tangan. Yup, saya mau beli jam tangan. Beberapa hari yang lalu ibu mengeluh jam tangannya udah rusak dan nggak bisa diperbaiki lagi, jadi saya rasa hadiah ini cocok banget. Di kios jam tangan itu, saya mulai melihat-lihat. Karena saya nggak tahu jam tangan yang cocok buat ibu-ibu kaya gimana, saya pun minta masukan dari mbak yang jualan. Mbak-mbak itu akhirnya menawarkan jam tangan berwarna hitam dengan layar persegi. Karena saya kurang suka, saya memilih untuk milih sendiri lagi. Lumayan lama saya berdiri di depan puluhan jam tangan yang ditata rapi itu. Saya bingung mau milih yang mana. Memang sih, saya itu selalu sulit dalam urusan milih-memilih kaya gini. Beda dengan perempuan-perempuan yang lain, saya ini paling males kalau disuruh pergi ke tempat perbelanjaan. Terlalu banyak pilihan dan banyak orang. Saya aja kadang bingung dengan temen-temen saya yang selalu bilang lucu saat milih-milih baju atau barang di mall. Dan ketika ada barang yang saya bilang lucu malah menurut mereka biasa aja. Sebagai perempuan saya merasa gagal -_-
Yang bikin males lagi itu misal pakai acara tawar-menawar. Waktu kelas dua SMP dulu saya ikut study tour ke Bali. Di Pasar Sukawati saya sama teman-teman diberi kesempatan untuk belanja. Setelah melewati beberapa toko, saya mengajak temen saya buat masuk salah satu toko. Toko itu menjual barang-barang antik buat hiasan. Saya pun memilih sebuah botol yang di dalamnya ada semacam miniatur kapal. Saat saya tanya harganya, ibu itu nawarin dengan harga 45,000. Tapi temen saya bilang buat ditawar dulu. Akhirnya saya nurunin jadi 12,000. Ibu tadi minta naik. Lalu saya naikin jadi 16,000. Ibu itu masih nggak mau. Saya kira nawar itu kaya cuma nebak harga, jadi saya tawar lagi jadi 14,000. Temen saya ngasih tahu kalau harus naik, nggak boleh turun lagi. Saya cuma bisa ber-ooo. Akhirnya saya dapet barang itu dengan harga 20,000.

Bentuknya kira-kira kaya gini. Sekarang udah nggak tahu ada dimana  tu barang.

Nah, kalau di kios jam tangan ini untungnya harganya udah dipas dan sangat terjangkau. Dan salah satu alasan saya milih tempat ini ya kerena murah itu tadi. Muehehe... Lalu setelah berkonsentrasi penuh, akhirnya saya milih jam tangan warna putih yang layarnya bulat dan lumayan besar. Saya udah pening dan nggak enak sama pemilik tokonya kalau ntar dikira nggak jadi beli. Setelah saya bayar, saya langsung meluncur pulang ke rumah.

Ini nih jamnya. Saya nggak tahu ini bagus apa nggak -_-
Kebetulan hari ini ibu saya lagi ada acara di Jogja, jadi saya belum bisa ngasih hadiahnya. Mungkin malam ini beliau baru pulang. Semoga aja nanti kalo udah saya kasih beliau nggak kecewa. But at least, kata orang hadiah itu jangan diliat dari bagus apa nggak tampak luarnya, tapi dari usaha yang udah dilakuin sama orang yang ngasih hadiah itu. Jadi saya yakin ibu saya pasti mau nerima dengan senang hati :p
Buat kalian yang ulang tahun hari ini, semoga kalian juga dapet hadiah yang sesuai harapan kalian. Kalau nggak dapet, yakin aja ada hadiah yang jauh lebih indah yang disiapin Tuhan buat orang yang mau bersabar :D

NB: dalam Islam sebenernya emang nggak ada sih yang namanya perayaan hari ulang tahun. Tapi kalau niat kita buat orang lain senang, saya rasa nggak ada salahnya ngasih kado. Kalau lagi ada duit aja sih :p

Let's Talk about Love

Pada udah dengerin lagu mbak Melly sama mas Anto belum? Iya, judul postingan kali ini emang sengaja saya bikin sama karena saya terinspirasi nulis gara-gara lagu itu. Muehehe...

Oke, langsung aja ya. Kalian pernah nggak sih fallin in love? Pasti dalam hati semua mengiyakan :D

Semua orang normal pasti ngerasain lah. Soalnya ini emang fitrah, bawaan dari lahir, dan anugerah dari Allah. Kalau ada yang nggak, mungkin karena ada penyakit dalam hatinya. Saya aja mulai suka sama laki-laki udah dari TK. Hehehe
Cinta nggak harus sama lawan jenis sih, bisa sama keluarga, temen, bahkan makhluk hidup atau bahkan benda sekali pun. Tapi hari ini saya mau ngomongin yang cinta sama lawan jenis aja, biar lebih greget. Sebelumnya simak dulu cerita di bawah ini. Cekidot :D

Empat tahun yang lalu, Aldo dan Vera menjalani masa pedekate. Di sekolah, Vera sering manggil-manggil Aldo. Ketika Aldo menoleh, Vera cuma bisa senyum dan kelihatan malu-malu. Teman-teman Aldo yang tahu kejadian itu langsung menggoda mereka berdua. Hal itu terjadi beberapa minggu hingga Vera akhirnya punya nomer HP Aldo begitu pula sebaliknya. Awalnya Aldo memang biasa saja. Namun setelah melihat usaha Vera, dia pun jatuh hati juga. Saat itu, mereka belum pacaran. Akan tetapi rasanya nggak ada hari tanpa saling ngasih kabar. Baik itu cuma tanya udah makan, lagi apa, dan hanya sekedar ngasih ucapan selamat pagi. Lama-lama Vera menginginkan hubungan yang lebih, dia ingin ada status di antara mereka berdua. Akhirnya Aldo mengiyakan. Aldo berencana menembak Vera di hari pelepasan yang kebetulan akan diadakan beberapa minggu lagi. Vera puas mendengarnya. Akhirnya hari yang dinanti itu tiba. Ketika acara pelepasan dimulai keduanya tidak memilih duduk berdua, tetapi duduk dengan teman masing-masing. Hari itu Vera sangat bahagia. Bagaimana tidak, ia akan segera lulus dan mendapatkan seorang kekasih. Dengan sabar ia menanti acara itu selesai. Di akhir acara, ternyata Aldo ikut mengisi acara dengan bandnya. Aldo memegang bass. Vera tersenyum bangga, dalam hati ia berbisik "Dia keren sekali." Setelah selesai manggung, Aldo menghampiri Vera yang duduk di kursi penonton. Lalu Aldo berlutut di depan Vera dan mengatakan kata-kata yang ditunggu Vera. "Maukah kamu jadi pacarku?". Dengan mantap Vera mengangguk senang. Teman-temannya yang tahu kejadian itu langsung menyorakinya. Sebulan kemudian, mereka galau dengan hasil pengumuman penerimaan di SMA. Mereka berdua diterima, tapi sayangnya sekolah yang mereka pilih berbeda meski memang masih satu kota. Mereka jadi jarang bertemu tapi komunikasi nyambung selalu. Menjalani hubungan yang berbeda dengan masa sebelumnya, Vera dan Aldo mencoba mengerti. Vera hanya meminta Aldo untuk menemuinya hanya jika sangat rindu. Berjalan di bulan keenam, mulai ada rasa tidak enak di hati Vera. Setelah ia mengikuti acara kerohanian di sekolahnya, Vera memang berubah. Sekarang ia sudah menggunakan jilbab. Ia pun sering mengikuti kajian-kajian di masjid sekolah. Suatu hari, kebetulan kajian yang disampaikan oleh gurunya adalah mengenai hubungan laki-laki dan perempuan. Dalam agama Islam, hubungan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram, haram hukumnya. Jalan satu-satunya agar menjadi halal adalah dengan mengucapkan ijab kabul alias nikah. Gurunya juga menjelaskan kenapa Allah mengatur demikian, yaitu agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dan untuk mencegah kekacauan di bumi ini. Hukuman bagi yang melanggar aturan ini di akhirat nanti pun sangat mengerikan. Vera teringat hubungannya dengan Aldo. Ia sadar selama ini memang hubungannya dengan Aldo disembunyikan dari orang tuanya karena takut dimarahi. Lalu ia berpikir, jika dengan Allah, tidak mungkin ia bisa menyembunyikan hubungannya. Akhirnya malamnya, Vera berniat untuk memutuskan hubungannya dengan Aldo. Ia tidak bisa terus-terusan dihantui perasaan berdosa. Vera mulai menulis pesan untuk Aldo.
Do, aku rasa kita harus putus. Aku sadar hubungan ini sebenernya nggak benar. Aku minta maaf karena dulu aku yang memulainya. Aku bisa nungguin kamu jika saatnya tiba. Aku harap pada akhirnya nanti kita dipertemukan oleh Allah :'(
Membaca pesan itu, Aldo terkejut. Hatinya hancur berkeping-keping. Ia mengerti alasan kenapa Vera memutuskannya tapi ia belum bisa menerima. Air matanya pun meleleh. Dibacanya lagi pesan itu, emosinya semakin menjadi. Antara sedih, kecewa, sakit hati, dan marah menjadi satu. Lalu akhirnya ia membalas pesan Vera.
Ya udah. Mulai sekarang jangan hubungi aku lagi!
Vera tidak menyangka jika jawaban Aldo akan seperti itu. Namun ia tahu, karena saat itu perasaannya sama seperti Aldo. Hancur. Namun ia berusaha tetap tabah karena memang semua ini dilakukannya karena Allah.
Anggap aja di gambar ketiga yang mecahin hatinya yang cewek :D

Gimana? Cukup menyentuh kan ceritanya? Atau malah terlalu alay? Hahaha... Tapi yang namanya orang jatuh cinta kan memang sesperti itu. Dari yang awalnya dibilang norak, pas jatuh cinta rasanya jadi indah-indah aja. Paribasane, uyah kroso gulo :p
Nah, dari cerita di atas kita bisa ngambil beberapa hikmah.

Pertama, pacaran itu identik dengan boros. Iya lah, dari yang awalnya smsan, telpon-telponan, sampai antar jemput. Bukankah itu semua membutuhkan uang? Coba kalau single. Duitnya bisa ditabung, trus nanti bisa buat beli kwaci. Nggak nggak, becanda kali...
Kedua, fikiran jadi susah fokus. Misal kalo ada masalah, keduanya jadi saling mikir gimana jalan keluar biar hubungannya bisa harmonis lagi. Nah, jadinya urusan yang lebih penting, misal belajar atau ibadah jadi nggak sungguh-sungguh ngerjainnya.
Ketiga, yang pasti bakal nambah dosa. Walaupun sekarang ada yang pake istilah pacaran syari'ah, tetep aja dosanya makin numpuk. Soalnya pasti tetep ada unsur nafsunya. Pacaran syari'ah itu bisanya ya hanya lewat nikah itu tadi.

Jadi, nggak usah lah yang namanya pacaran. Kalau yang udah terlambat, udah putusin aja! Hargailah perasaan para tuna asmara macam bang Alit :p
Kalau emang bener-bener cinta ya langsung aja dilamar. Endingnya moga kaya mbak Melly sama mas Anto yang udah bikin lagu yang keren ini :3


Saturday, 16 February 2013

Kamu Cantik dari Hatimu

Setahun yang lalu saya merasa ada yang nggak beres sama wajah saya. Awalnya sih saya ngerasa gitu karena ada temen saya yang tanya kenapa ada tanda merah di pipi, bekas gambar tanganmu... Malah jadi lirik lagu Mbak Betharia Sonatha -__-

Terus lama-lama tanda merah yang kaya bekas digigit nyamuk itu bikin saya mikir juga. Sebenernya saya itu orangnya emang nggak terlalu peduli sama masalah kecantikan karena saya ngerasa udah cantik :p. Tapi karena takut nanti tambah nggak karuan wajah saya, saya pun bilang sama ibu buat mriksain. 

Di rumah sakit saya sama ibu daftar dan ambil nomer antrian dulu biar bisa ketemu sama dokternya. Lalu kami duduk di ruang tunggu. Di sini perasaan mulai nggak enak karena ternyata dokter kulit itu spesialisnya jadi satu sama kelamin. Saya bener-bener nggak abis pikir sama dokter yang ambil spesialis ini. Saya kira dokter kulit itu ya cuma ngurusin bagian yang di luar aja, ternyata nggak :|

Singkat cerita ibu dokter (karena alhamdulillah dokter yang jaga waktu itu perempuan) ngasih tahu saya kalau kulit saya itu alergi sama sinar matahari, jadi harus sering pakai krim pelindung biar nggak terlalu kepanasan. Beliau pun ngasih resep dan saya segera beli obatnya di apotik terdekat.
Setahun berlalu obat itu nggak ngasih efek yang bagus. Malahan kaya jadi tambah parah, jadi kaya buras gitu. Emang sih saya nggak sepenuhnya nyalahin obat itu karena emang saya aja yang nggak telaten makainya padahal belinya udah mahal-mahal -__-

Lalu kemarin ibu saya nawarin buat ke tempat pengobatan lagi. Kali ini di rumah sakit yang lumayan bunafit, di Dr. Moewardi Solo. Saya pun setuju aja. Di rumah sakit ini saya ngerasa nyaman banget. Karena apa? Pelayanannya itu bener-bener memuaskan dan profesional. Nggak ada yang namanya perawat judes. Semuanya ramah-ramah. Beda banget sama pelayanan yang ada di bagian administrasi di kampus saya :p

Setelah nunggu lumayan lama, perawatnya manggil nama saya. Ternyata perawatnya cuma ngasih tahu kalau dokter yang mau saya temui itu lagi ke luar kota, akhirnya saya minta ganti sama yang ada aja. Saya pun nunggu lagi. Pas saya nunggu tiba-tiba ada ibu-ibu lewat. Kayaknya mukanya hasil dipermak (operasi plastik). Soalnya hidung sama dagunya keliatan nggak singkron sama bagian wajahnya yang lain. Hidih, ngeri sendiri saya liatnya. Jadi inget film 200 Pounds Beauty yang rela operasi plastik seluruh tubuh cuma buat bisa dapetin hati pujaan hatinya. Sampai-sampai motong tulang kaki segala biar keliatan bagus kakinya :|


Padahal ya, nggak semua hasil operasi plastik itu bagus. Buktinya kaya di bawah ini
Joan Van Ark


Jackie Stallone

Tuhan itu udah nyiptain kita dengan sempurna. Dan menurut mbak Dwi Ira Mayasari, "Semua yang sempurna itu indah dan cantik. Bahkan yang tidak sempurna itu tetep indah dan cantik. Nggak ada yang jelek. Kalo bilang sesuatu itu jelek, secara tidak langsung kita nyebut penciptanya nggak becus." Lagian kalau kita mati bukan seberapa ganteng atau cantik penampilan kita yang dihisab, tapi amal kita! Mau di dunia muka cantik tapi di akhirat nanti jadi cuma jadi batu bara di neraka. Naudzubillah. So, bersyukur deh sama apa yang udah dikasih, permak aja akhlak untuk jadi lebih baik :)

Eh ini ceritanya belum selesai loh. Hehe
Akhirnya saya ketemu sama dokternya, dan ini ibu dokter lagi karena emang saya milihnya dokter wanita. Setelah tanya jawab ini itu ibu dokter ngasih resep. Dan obat yang ini ternyata harganya jauh lebih mahal dari yang sebelumnya. Huft -__-

And this is the end of my post. Semoga kali ini saya telaten makenya dan obatnya manjur. Aamiin :D

NB: FYI, dari ibu dokter saya dikasih tahu kalau pembersih muka itu pakai sabun bayi aja, yang batangan itu. Soalnya saya baca di internet pHnya itu netral dan sesuai sama kulit yang sensitif. Setelah saya coba hasilnya juga terasa lebih kesat. Bagi yang mau ngeshare pengalaman kaya di atas bisa cerita di comment box :)

Wednesday, 13 February 2013

Liburan Semester Pertama

Nggak terasa udah hampir dua bulan saya nggak menjalani aktivitas saya sebagai mahasiswa. Itu artinya liburan saya udah mau abis. Hari ini saya mau coba mereview apa aja yang udah saya lakuin selama liburan ini.

Di awal Januari kemarin saya dikejutkan dengan usulan ibu saya yaitu mendaftar kursus menjahit. Awalnya saya males juga, masa iya anak kuliahan kursus kaya gitu. Gengsi lah. Tapi karena saya tahu liburan di rumah saja pasti bakalan membosankan, akhirnya saya nurut. Begitu daftar dan bayar, hari itu juga saya sudah dibolehin masuk. Karena masih anak baru, ibu guru kursus saya ngajarin saya buat menggambar pola dulu. Hari pertama itu saya diajari membuat celana pendek. Setelah dua hari, celana itu jadi juga. Pelajaran selanjutnya adalah bikin rok. Ini lumayan ribet sih. Karena emang ada bagian-bagian tertentu yang kalau nggak rapi, nggak bakal enak dipakainya. Kira-kira tiga hari kemudian rok pun selesai. Setelah itu, karena tiba-tiba ada kabar om saya sakit, ibu mengajak ke Jogja untuk menjenguk om saya itu. Alhasil saya bolos kursus dulu. Saya sama ibu ke Jogja naik sepeda motor. Di Jogja, ibu janji ngajak saya main ke Taman Pintar sama Taman Sari. Alasannya karena sebelumnya saya emang minta pergi ke tempat itu gara-gara saya lihat video Jalan-jalan, Men. Muehehe

Hari pertama di Jogja, kami transit di tempat mbah. Sorenya saya langsung disuruh ibu buat siap-siap buat pergi ke Taman Pintar. Kita langsung masuk setelah tahu kalau tempat itu tutupnya jam lima sore. Tapi sebelumnya ibu beli tiket dulu, harganya 15,000. Wahana pertama yang kita masuki adalah ruangan yang berisi tentang cerita sejarah kemerdekaan Indonesia. Isinya ada foto-foto dan semacam TV layar sentuh yang misal kita milih menunya nanti bakal keluar penjelasan tentang sejarah Indonesia. Setelah bosen, saya sama ibu pun keluar. Di deket pintu keluar ini saya baru menemukan foto-foto presiden RI yang pernah menjabat dari awal sampai saat ini. Selanjutnya kami masuk ke wahana yang isinya DINOSAURUS ! Tentu aja bukan dinosaurus beneran. Tapi cukup manjur untuk membuat anak kecil nangis kalau lihat ini. Hehe

Semakin ke dalam saya melihat semacam aula yang berisi benda-benda berbau ilmu pengetahuan. Ada cakram warna, alat percobaan fisika, dan benda-benda sejenisnya. Cakram warna ini adalah papan berbentuk lingkaran dengan warna sesuai urutan pelangi yang kalau diputer warnanya seakan berubah jadi putih.
Lalu saya menemukan jalan yang menanjak dan saya pun mengikutinya. Di samping pijakan yang semacam tangga ini, ada beberapa poster ilmuwan terkenal seperti Newton, Einstein, Hawking, dll.
Semakin ke atas ternyata semakin banyak wahana yang menarik. Ada kristal listrik yang bikin rambut berdiri, turbin yang dikayuh pakai kaki, gambar-gambar unik yang penuh teka-teki, sampai kursi paku yang nggak bikin pantat sakit pas diduduki (tapi nggak tahu juga ding, soalnya saya nggak berani nyoba :p)

Karena takut keburu tutup, saya sama ibu mempercepat kunjungan ini. Kira-kira jam 4 lebih kami pun keluar. Ibu lalu pergi ke mushola untuk sholat, dan setelah selesai kami mampir ke Mirota lalu pergi menjenguk om saya.
Hari kedua, kami pergi ke Taman Sari. Ternyata walaupun ibu saya orang Jogja, beliau juga baru pertama kali itu ke Taman Sari -_-

Tiket masuk ke Taman Sari harganya murah meriah, cuma 3000 perak. Saya pun langsung bersemangat masuk dan mulai banyak tanya sama ibu saya tentang tempat ini. Walaupun ibu baru pertama berkunjung, tapi sebagai orang Jogja ya sedikit-sedikit pasti ngerti sejarahnya lah. Kalau kita tarik mundur beratus tahun yang lalu, Taman Sari ini mungkin kaya kolam renang gitu lah. Tapi yang boleh nyelem cuma selir sama permaisuri Raja. Saya jadi ngebayangin pasti settingnya kaya semacem film Angling Dharma itu. Hoho

Di sekitar area Taman Sari, ada banyak bangunan unik yang bisa kita temuin ketika mblusuk-mblusuk di perkampungan sekitar. Hasil dari mblusuk-mblusuk dan ngikutin orang yang dipandu sama tourguide (teteup ya, nggak mau rugi, hehe) adalah saya nemuin masjid bawah tanah dan semacam kamar mandi umum jaman dulu. Yang bikin saya kagum, bangunan jaman dulu itu nggak tanggung-tanggung tebelnya! Padahal jaman dulu apa udah ada semen ya?
Akhirnya setelah melewati bangunan yang terakhir, yaitu terowongan apa lah namanya, saya sama ibu balik ke tempat mbah.
Hari ketiga kami balik ke Wonogiri setelah mampir sebentar untuk mengunjungi saudara di Klaten.

Setelah semua itu saya harus menekuni lagi kursus saya. Pelajaran selanjutnya adalah bikin rok lagi, tapi sekarang dengan model yang berbeda. Dengan kain yang dibelikan ibu di Solo, kali ini saya memilih untuk membuat rok model rempel. Awalnya emang saya mikirnya ini bakalan susaah. Harus bikin lipatan-lipatan yang pastinya bakal menguji kesabaran. Namun, akhirnya rok itu jadi juga meski hasil akhirnya tidak begitu sesuai keinginan. Gambarnya kaya di bawah ini.
Karena kebanyakan rempelnya jadi mirip kurungan ayam
Di sela-sela kesibukan saya yang baru ini, tiba-tiba saya dikagetkan dengan suatu kabar. IP udah keluar! Jeng jeng. Iya, naluri mahasiswa saya yang sebelumnya kaya udah ilang muncul kembali. Saya mulai galau. Nilai saya sebenarnya nggak jelek-jelek banget sih. Cuma ya agak iri kalau tahu nilai temen-temen yang lebih baik dari saya. Soalnya saya dulu pas awal masuk kuliah, belum tahu apa-apa udah pengin cum laude aja. Tapi masih banyak juga ternyata yang di bawah saya. Saya pun bersyukur. Terus saya pun jadi bertanya-tanya kenapa saya dulu pengin cum laude, rumput pun bergoyang... Nggak gitu, maksud saya apa sih yang bakal kita dapet misal kita dapat IP 4? Bangga. Ya pasti. Tapi setelah itu, udah nggak ada yang ngungkit-ungkit lagi kan. Lagian kata dosen saya bidang studi itu bukan penentu masa depan, tapi sekedar batu loncatan. Dan itu artinya masih ada batu yang lain yang bisa kita pakai buat melompat, semisal ya soft skill kita. Soft skill itulah yang nanti menentukan masa depan kita, kesuksesan kita. Dan kesuksesan itu bukan sebatas ketika kamu bisa sampai kepada tujuan yang kamu inginkan, tapi juga bagaimana kualitas dan kuantitas kamu ketika menyelesaikan masalah yang kamu hadapi.  Jadi ya udah lah, saya mencoba untuk menyadarkan diri saya kalau nilai itu nggak dibawa mati (jadi inget Bang Thoni). Yang penting adalah amalan kita, hubungan kita dengan Tuhan dan manusia. Karena Tuhan berfirman "Sebaik-baik orang adalah yang bermanfaat bagi orang lain".

Mohon maaf kalau endingnya agak nggak nyambung. Karena akhir liburan saya memang agak suram karena hal tersebut. Muehehe
Tapi saya ngomong gini nggak bermaksud untuk menyerah gitu aja buat dapet IP bagus. Intinya ya syukuri aja apa yang udah kita usahain. Belajar ya harus tetep jalan lah, namanya juga mahaSISWA. Dan tetep juga jadi mahasiswa bahagia :D cc: Bang Shiro

Sosialisasi PKM

Hari ini saya berkesempatan untuk menghadiri sosialisasi PKM di kampus saya. Di antara kalian pasti ada yang nggak tahu kan? Tenang, saya juga baru tahu ketika menginjak status mahasiswa ini kok. Hehe
Jadi gini, PKM itu kepanjangannya Program Kreatifitas Mahasiswa. Intinya kalau di SMA kaya Lomba Karya Ilmiah gitu lah. Nah, di acara sosialisasi ini ada tiga pembicara yang bertugas menjelaskan tentang PKM ini, mulai dari waktunya, sistematika, dan bagaimana mengatur pola pikir kita biar bisa tembus PKM ini. Yang paling awal hadir namanya Pak Asep. Beliau ini terlihat masih muda, usianya mungkin sekitar empat puluhan. Pak Asep awalnya menjelaskan arti tentang kreativitas itu sendiri. Kreativitas itu sebenarnya bisa muncul di mana saja, bahkan di lingkungan terdekat kita sekalipun. Misalnya, tadi Pak Asep menampilkan slide berupa gambar-gambar kaya di bawah ini.

Lucu-lucu ya? :D
Lalu, setelah menjelaskan tentang kreativitas, Pak Asep menjelaskan tentang bagaimana mengatur mindset kita agar jadi orang yang berhasil. Kata beliau, orang-orang yang memang berkeinginan untuk sukses rela mengorbankan hal-hal tertentu, misalnya waktu tidur. Tiba-tiba Pak Asep bertanya pada kami, para audience, “berapa jam kalian tidur?”. Sontak terdengar jawaban, “delapan jam, Pak.” Pak Asep lalu menambah dengan jam tidur siang dan jam tidur di saat-saat kuliah. Iya saat kuliah, kalian tahu sendiri lah. Setelah dijumlah hasilnya jadi 13 jam! Wow! Padahal satu hari 24 jam, tapi kita nggak sadar kalau waktu kita ternyata lebih banyak dilakukan untuk tidur. Berarti sisanya cuma 11 jam untuk beraktivitas. Beda kalau dibandingkan orang-orang sukses. Orang sukses dan orang yang benar-benar kepingin sukses rela memotong habis waktu istirahatnya untuk bekerja keras. Pak Asep juga menjelaskan tentang kiat-kiat untuk manajemen waktu seperti membuat daftar kegiatan, skala prioritas, kebutuhan waktu, alokasi, dan evaluasi.
Skala prioritas itu artinya ngebedain mana kegiatan yang penting dan mana kegiatan yang kurang penting. Kita boleh saja melakukan hal yang kurang atau emang nggak penting seperti bermain game atau jalan-jalan ke mall sama teman asalkan kita udah melakukan hal yang penting, seperti belajar, beribadah, dan lain-lain. Selain itu, optimalisasi waktu itu perlu, kaya misal memanfaatkan waktu ketika kita menunggu. Sebenernya masih banyak sih yang dijelasin beliau lewat slide, cuman karena saya lupa bawa buku tulis jadi ya nggak kerekam semua :Dv
Tapi di sesi tanya jawab ternyata ada bahasan yang lebih seru. Awalnya emang nggak ada yang tanya sih, tapi setelah teman saya yang emang suka nanya (piss ^^v) mengajukan pertanyaan, lalu yang lain mulai berani tanya. Nah kali ini yang ngomong bukan cuma Pak Asep, dua pembicara lain (yang saya nggak tahu namanya karena mereka nggak perkenalan dulu) juga ikut ngomong.
Jadi intinya di jawaban bapak dan ibu pembicara itu menjelaskan kalau PKM Dikti yang kemarin udah jalan emang belum diumumin gara-gara dari Dikti mungkin sedang bingung sama agenda PIMNAS yang mepet sama bulan Ramadhan. Pasalnya uang buat makan nanti bakalan nggak ada -_-v
Terus bapaknya itu pokoknya kaya ngasih motivasi gitu untuk para mahasiswa biar mau buat PKM. Alasannya memang kalau kita mau mencoba buat, kita bisa berkesempatan dapat uang yang lumayan besar untuk hibahnya. Berapa coba? 12,5 jeti men! Tapi kalau nggak lolos ya nggak apa-apa. Dilihat sisi positifnya aja lah. Jangan bilang gelas hanya terisi separuh, tapi katakan Alhamdulillah gelas udah terisi separuh. Kan di Al Qur’an udah dijelasin siapa yang mau bersyukur akan ditambah nikmatnya, gitu kata Pak Asep. Ya seenggaknya udah ada pengalaman lah. Kata orang pengalaman kan guru yang amat berharga. Hehe
Jadi gimana? Tertarik buat PKM? Kalau iya jangan lupa harus cari temen dulu, soalnya kerjanya harus tim. Jangan cuma pinjem nama doang. Nanti malah nggak berkah, intinya harus profesional lah. Ya udah sampai sini dulu ya, saya mau cari temen buat bikin PKM. Hehe

Silakan kunjungi disini untuk download petunjuk PKM 2012
Salam Mahasiswa Kreatif! :)

Saturday, 9 February 2013

Luqman

Bismillah..
"bulek nung. Ngapain?"
"nanti jalan aja ya, mbah"
"duduk sini aja"
"naik kereta Thomas.. tut tut tut"

Luqman lagi sama ayah ibunya :3



Kata-kata di atas adalah celotehan yang sering diucapkan sama keponakan saya. Nama panjangnya Luqman Haruna Nur Syakbani kalo gak salah. Maklum, nama anak sekarang panjang-panjang. Gak kaya dulu. Jadi susah ngingetnya. Kaya nama anak-anak lainnya, nama itu punya arti, intinya mbak sama mas ipar saya pengin anak pertamanya ini seperti anaknya Luqman yang kisahnya tertulis di Al Quran, yang baik tutur katanya dan halus budi pekertinya. Haruna saya lupa artinya, sedangkan Nur Syakbani artinya cahaya di bulan Syakban karena memang terlahir di bulan itu. Sudah dua tahun lebih umurnya. Kalau lagi main sama Luqman, bawaannya suka iri. Kerjaannya cuma tidur, makan, main. Tapi emang bener juga sih, namanya juga anak kecil. 

Enam belas tahun lalu saya juga kaya gitu. Isinya bahagia aja rasanya. Kalau ada apa-apa atau lagi pengen sesuatu tinggal bilang bapak, ibu, mas Rudy, atau mbak Ratri. Surga banget rasanya. Tapi meski kaya gitu, bapak saya tetap mendidik saya untuk bekerja keras. Misalnya, ketika dulu saya masih punya ayam sama sapi, bapak saya sering nyuruh saya bantuin buat kasih makan mereka. Karena masih kecil, saya bekerja dengan senang hati. Saya anggap itu bermain juga, bermain sama binatang tepatnya. Mulai dari "ngombor" sampai cari rumput, sempat saya alami bersama bapak saya. Capek sih, tapi asik. Pernah malah pas saya main-main di kandang, tepatnya di tempat buat nyimpan "damen", saya terjebak di situ dan saya minta tolong temen saya buat nolongin. Haha, konyol banget -_-

Dan akhirnya saya pun bertambah besar. Menginjak kelas empat SD, saya sering diajak bapak saya buat ikut ke daerah. Maklum, karena pekerjaan bapak saya dulu di Dinas Lingkungan Hidup, jadi sering diutus ke kecamatan-kecamatan di daerah Wonogiri untuk melabel kayu-kayu yang didapat secara legal. Waktu itu saya belum begitu tahu, jadi saya anggap pekerjaan bapak saya itu cuma kaya jalan-jalan aja sambil nge"thok"i kayu. Selama perjalanan bapak saya sering ngajak mampir buat jajan. Dan memang pilihan bapak saya itu selalu tepat, warung yang dipilih beliau selalu menyajikan makanan yang enak-enak. Namun suatu hari, mungkin ketika libur semester kenaikan kelas, tiba-tiba ada kabar kalau bapak saya kecelakaan saat tugas ke daerah. Saat itu memang bapak saya berangkat sendiri. Saya biasa aja karena waktu itu ibu saya juga kelihatan tenang-tenang saja. Tidak begitu parah berarti, pikir saya. Namun entah bagaimana, karena waktu terasa begitu cepat, tetangga-tetangga saya mulai berdatangan. Perasaan saya mulai nggak enak. Saya masuk ke kamar mandi. Menangis. Orang-orang mulai mencari saya. Saya pun keluar dan mencoba memperlihatkan ketegaran saya, tapi saya gak bisa. Lalu saya mulai mendengar kakak saya menjerit dan menangis, sambil berkata " bapak wes renek".

Iya, bapak saya meninggal akibat kecelakaan. Selang beberapa hari, saya masih sering menangis. Sakit rasanya ketika orang yang begitu dekat dengan saya, selalu ada di sisi saya setiap hari, yang mana saya biasa bercengkerama dan bercanda bersama, tiba-tiba hilang begitu saja, hanya meninggalkan kenangan. Memang benar kata bang Alitt, "Karena seberat-beratnya menghapus perasaan, yang lebih berat itu menghapus kebiasaan". Maksudnya, yang membuat sulit menghapus perasaan sedih saya adalah karena saya masih sering inget kebiasaan-kebiasaan yang sering saya lakukan sama bapak.

Tapi itu udah delapan tahun silam, sekarang semua udah harus berubah. Saya harus lebih kuat, dan memang untuk alasan ini lah Allah menghendaki semua itu terjadi. Sekarang saya cenderung tertutup kalau menyangkut bapak saya ini. Memang ini akan membuka luka itu lagi, tapi bukan karena alasan itu tapi lebih karena saya gak suka sama rasa canggung saat ngomongin itu sama orang lain. Kadang saya jadi gak enak sendiri ketika mereka bilang "eh amit ya. aku gak tahu" atau "yuuh, sabar ya". Dan ini pertama kalinya saya nyeritain ini di jejaring sosial yang bisa diakses di seluruh dunia. *trus gw harus bilang woow -_-

Dan kalau sedang nyepeda tiba-tiba inget bapak, saya berdoa agar kejadian itu tidak berulang pada saya. Saya gak bisa bayangin kalau ibu saya kehilangan dua orang yang disayanginya dengan cara yang tragis, betapa sedihnya beliau. Karena itu kejadian ketika saya jatuh dari sepeda tempo hari mengingatkan saya untuk lebih waspada dan berhati-hati. Kasihan juga, pak polisi udah susah-susah masang rambu-rambu lalulintas dan peringatan yang tulisannya besar-besar "INGAT! KELUARGA MENUNGGU DI RUMAH" tapi kitanya acuh aja.

Setelah rumah saya ini berkurang satu anggota, kakak-kakak saya juga mulai meninggalkan rumah ini. Mereka harus mencari uang dengan memilih untuk merantau ke Jakarta. Pastinya karena di sana banyak pekerjaan yang menjanjikan. Saya gak habis pikir kalau saya nantinya juga harus kerja di sana. Karena selain banyak perusahaan dan kantor-kantor yang menawarkan pekerjaan, mereka juga menawarkan permasalahan. Mulai dari jalanan yang macet, polusi kendaraan dan asap pabrik, banjir yang disebabkan kurangnya ruang terbuka hijau dan orang yang membuang sampah sembarangan, serta masih banyak lagi permasalahan lainnya. Betapa peningnya kepala saya jika tinggal di antara permasalahan-permasalahan itu. Yaa, tapi inilah hidup.

Dan Luqman sekarang harus menghadapi itu semua. Saya tersenyum ketika mendengar cerita dari kakak saya "Luqman sekarang udah gak mau diajak ke kantor lagi, katanya harus ada salah satu yang di rumah buat jagain Luqman." Memang gak seharusnya anak sekecil itu udah dipaksa bangun pagi dan ikut ke kantor untuk ditipkan sama pengasuh, dan pulang sampai malam. Dan sekali lagi, inilah hidup. Kadang memang ada beberapa hal yang tidak kita inginkan memaksa kita untuk menurutinya. Seperti beberapa cerita yang saya tulis di atas. Kelak ketika Luqman udah bisa baca, saya berharap semoga dia bisa belajar dari semua yang saya tulis di sini :)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...