Thursday, 11 April 2013

When I Fall

Hari ini saya terjebak lagi dalam keadaan yang menyebalkan. Apa itu? Ujian kompetensi -_-

Huft.. Sebenernya udah belajar sih. Tapi tetep aja ada yang kelewat waktu dipelajari. Walaupun cuma satu soal yang nggak bisa (padahal soalnya cuma 4) tetep aja rasa kecewa, takut, sedih mengganggu pikiran saya. Gimana kalau nanti nilainya jelek? Gimana kalau nanti dapet peringkat terakhir? Gimana kalau nanti lulus nilainya mepet? Pikiran-pikiran kaya gitu sering banget muncul kalau saya lagi dalam keadaan kaya gini. Dan akhirnya setelah ujian itu saya memutuskan untuk pulang ke rumah untuk mencari udara segar biar efek stress ini hilang.

Di perjalanan pulang saya merasa bahwa Allah menghendaki kepulangan saya, karena tadi waktu pulang nggak hujan, padahal biasanya hujan. Hehe
Aroma sawah dan pemandangan daun-daun padi yang menguning menciptakan rasa damai dalam perjalanan. Jalan juga nggak begitu ramai, jadi bisa dibilang perjalanan tadi cukup lancar.


Setelah satu jam akhirnya saya sampai di rumah. Ibu yang memang hari ini nggak saya kabari bahwa saya mau pulang, menyambut saya sambil bertanya-tanya. "Apa besok nggak ada kuliah?" Saya hanya bisa menjawab "Ada, bu" dan ibu yang akhirnya tahu bahwa saya sedang kangen rumah, tidak bertanya apa-apa lagi. Lalu saya menuju kamar untuk merebahkan badan yang pegal akibat mengendarai motor tanpa istirahat sebentar pun di jalan.

Kemudian tiba-tiba percakapan itu terjadi, saya cerita tentang jadwal kuliah yang mulai padat di semester ini. Dengan nada terbebani tentunya. Dan ibu dengan penuh pengertian mulai menceritakan kisahnya. Dulu ibu juga kuliah. Jadwalnya juga padat, malah bisa dibilang lebih padat dari saya. Kata ibu, ada jadwal malam hari juga. Untungnya tempat kuliah ibu masih di daerah yang sama dengan tempat tinggal beliau, jadi kalau pulang tidak terlalu jauh. Tapi ibu juga kadang pulang ke tempat nenek yang jaraknya lebih dekat dari kampus. Baru pulang ke rumah ketika pagi harinya.

Ternyata ibu kuliah empat tahun juga. Padahal kampus ibu adalah kampus untuk D3. Di tahun terakhir kuliah, kampus ibu mengadakan sebuah ujian yang dulunya disebut ujian negara. Namun, sayangnya ibu dan beberapa teman beliau nggak lulus dan hanya mendapat sertifikat lokal. Orang-orang di sekitar ibu menyarankan untuk ikut ujian lagi di tahun depan. Tapi ibu memilih untuk mencari pekerjaan. Alhamdulillah ibu mendapat pekerjaan dengan ijasah SMA beliau, dan sampai sekarang beliau menjadi single parent pun, beliau tetap bisa menghidupi ketiga anaknya.

Inilah yang membuat saya terkesan dengan cerita ibu. Empat tahun yang mungkin bisa kebanyakan orang dibilang sia-sia, namun akhirnya tetap ada jalan lain yang mengantarkan ibu pada pekerjaan. Dan ini seperti menjawab ketakutan-ketakutan saya selama kuliah ini. Selama ini saya belajar agar mendapat nilai yang bagus dan bisa mendapat pekerjaan yang mapan. Dan mungkin mindset seperti itu juga ada pada diri mahasiswa lainnya. Lalu bagaimana jika akhirnya saya benar-benar gagal dengan apa yang saya usahakan saat ini? Apakah saya harus frustasi dan murung di kamar berhari-hari? Dari cerita ibu saya sadar bahwa apapun yang terjadi, hal buruk sekalipun, Allah tetap memberikan jalan keluar dan kemudahan. Jika nanti saya mendapat nilai terendah pun, saya yakin Allah sudah memberi rejeki lain. Asal ada usaha pasti ada jalan :)

Terima kasih untuk kisah yang luar biasa ini, bu. Meski bagi orang lain biasa aja, tapi bagi saya kisah ini benar-benar menginspirasi. Saat ini saya hanya bisa berusaha saja, hasilnya saya serahkan sama yang di atas...

Mungkin cukup segini cerita yang bisa saya share. Semoga saja bermanfaat untuk yang baca.. Maaf kalau ada kata-kata yang salah. Hehe :)

Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa) : Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami ; ampunilah kami ; dan rahmatilah kami. Engkau penolong kami maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. (al-Baqarah 286)

Wednesday, 10 April 2013

Coretan Petang

Astaghfirullahal adzim.. Udah sebulan blog ini nggak update -___-
Maafkan saya T.T
Setelah liburan habis dan kembali ke kehidupan kampus, kesibukan mulai menggerogoti tubuh saya. Tugas yang seabrek datang keroyokan, mana harus pake survey lapangan segala yang bikin tambah capek. Huft
Sampe-sampe saya yang biasanya dua-tiga hari balik ke kampung halaman sekarang jadi krasan tinggal di kost gara-gara udah capek banget rasanya buat balik. Jadinya ibu lebih lama sendirian di rumah :(

Tugas-tugas di semester ini bener-bener lebih berat dari yang semester kemarin. Nggak tau apa karena habis ngrasain libur jadi berasanya kaya gini. Saya jadi sering pulang malem karena ternyata nggak bisa diselesein dalam waktu sekejap mata *halah
Padahal saya dulu waktu masih SMP penasaran banget sama apa yang dilakuin orang di luar sana saat malam. Tapi sekarang rasanya biasa aja, malah jadi sebel. Soalnya ya tahu sendiri kebanyakan yang ada saat malam hari itu mahasiswa pada pacaran. Dan itu geli! -___-

Hal lain yang bikin saya sebel gara-gara banyak tugas ini adalah saya nggak bisa nerusin novel saya buat ikut lomba. Deadlinenya nggak keburu dan otak saya udah stuck. Padahal udah 20an lembar. Sayang banget :(

Tapi nggak apa-apa sih, penulis lain aja ada yang sampe bertahun-tahun baru bisa jadi buku. Sedangkan saya baru dua bulan. Nantinya mungkin bisa diperbaiki lagi :)

Eh selain curhat saya mau cerita nih... Hehe
Jadi gini, kapan itu saya habis nonton The Hobbit. Filmnya keren abis! Awalnya sih emang agak membosankan soalnya settingnya masih di rumahnya si Bilbo. Terus waktu si Bilbo mau diajak sama kurcacinya, filmnya mulai seru. Apalagi ada Gandalf yang selalu ngasih advice saat mereka bingung akan bertindak bagaimana. Terus waktu ketemu Orc, Goblin, sama Gollum si Hobbitnya tetep maju tak gentar. Pokoknya keren banget lah! Saya acungin empat jempol buat J. R. Tolkins yang udah bikin cerita sekeren ini. Dari mana coba dia dapat ide kaya gini?! Padahal dia itu hidup di zaman belum ada yang namanya internet! Maksud saya, itu bener-bener datang dari imajinasi dia sendiri. Bukan hasil plagiat kaya orang kebanyakan di zaman sekarang ini *kenapa jadi nyambung ke sini ya??
Ya pokoknya gitu lah... Hehe.
Ide dan pemikiran itulah yang bikin manusia itu tetep hidup walaupun jasadnya udah nggak ada (ini saya dapet dari film V for Vendetta yang baru aja saya tonton, hehe). Jadi ya, manusia itu harus mau berpikir kalau mau dianggap keberadaannya. Kalau di filsafat ada tuh ungkapan terkenal: "Cogito ergo sum" yang artinya "Saya berpikir maka saya ada". Nah, pemikiran ini juga harus sesuai dengan aturan biar nggak dianggap psiko.

Emm.. mungkin itu dulu yang saya tulis ya. Maaf kalo isinya random. Karena otak saya lagi berantakan menghadapi semester ini. Kamar saya juga jadi ikut berantakan ini. Hehe

Oiya buat yang belum nonton dua film yang saya sebut di atas lebih baik buruan nonton deh! Dijamin nggak bakalan nyesel :D
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...