Minggu pagi menjadi hari favorit
bagi warga Wonogiri untuk mengunjungi Bendungan Serbaguna Wonogiri atau yang
lebih dikenal dengan Waduk Gajah Mungkur. Pengunjung yang membawa mobil dan
sepeda motor diharuskan memarkir kendaraannya di tempat yang disediakan dengan
jarak yang cukup jauh dari waduk. Di atas waduk, banyak orang yang bersepeda
santai, lari pagi, atau sekedar berjalan santai dan bercengkerama dengan
keluarga. Jika mereka lapar, beberapa stand makanan telah siap menyajikan
macam-macam makanan dengan harga yang cukup terjangkau. Selain itu, stand-stand
lain dengan barang dagangan yang beragam juga melengkapi keramaian di sekitar waduk.
Waduk Gajah Mungkur dilihat dari atas (Sumber) |
Waduk Gajah Mungkur memang
memiliki keunikan tersendiri. Selain menjadi waduk terbesar se-Asia Tenggara,
waduk ini juga menampilkan pemandangan alam yang elok. Waduk ini juga menjadi
pengendali aliran Sungai Bengawan Solo. Hal ini memberi nilai tambah tersendiri
bagi Kabupaten Wonogiri.
Sayangnya kini waduk tersebut
sudah tidak bisa dikunjungi lagi. Warga ataupun pengunjung dari luar kota sudah
tidak bisa leluasa untuk menikmati keindahan alam di Waduk Gajah Mungkur. Waduk
yang telah berusia 33 tahun ini harus direnovasi karena telah mengalami sedimentasi
yang cukup parah. Lebih tepatnya dibangun spillway baru agar kualitas dan umur
waduk menjadi lebih optimal.
Namun bagi para pengunjung yang
saat ini tidak bisa menikmati Waduk Gajah Mungkur, tidak perlu khawatir. Di
sisi lain Wonogiri masih ada waduk lain yang juga cukup menarik untuk
dikunjungi, waduk tersebut biasa disebut oleh warga sekitar dengan Waduk
Tandon. Waduk ini memang lebih kecil dari Waduk Gajah Mungkur. Air yang ditampungnya berasal dari air hujan langsung maupun yang melalui proses run off.
Pemandangan di Waduk Tandon (Sumber) |
Di kalangan warga sekitar, waduk ini
digunakan untuk memancing, sarana olahraga, dan tempat berpacaran. Untuk poin
terakhir ini seringkali menjadikan Waduk Tandon memiliki imej negatif. Orang
yang berkunjung ke sana biasanya langsung disindir “Habis ngapain kamu di
Tandon?”. Padahal tidak semua orang yang berkunjung ke sana memiliki tujuan
yang demikian. Jika diberdayakan, Waduk Tandon bisa juga dijadikan objek wisata
di Wonogiri. Udaranya yang sejuk dan pemandangannya yang indah dapat menjadi
sasaran lensa oleh para fotografer. Sehingga nantinya diharapkan Waduk Tandon
tidak lagi dimanfaatkan oleh pasangan yang belum menikah untuk hal-hal yang negatif, tapi juga
dimanfaatkan oleh masyarakat secara positif.
No comments:
Post a Comment