Bismillah..
Beberapa hari ini saya merasa ada yang salah pada diri saya dan juga lingkungan sekitar saya. Pasalnya ada beberapa hal yang seharusnya dikatakan salah, tapi karena banyak orang yang membenarkan jadi orang-orang cuma bisa memaklumi.
Source |
Jomblo
Pertama, saya mau ngomongin dulu sejarah istilah jomblo. Konon, menurut Kamus Bahasa Indonesia sehari-hari, awal mula kata Jomblo adalah “Jomlo” -tanpa menggunakan huruf b- yang artinya perempuan tua. Entah kenapa akhirnya mengalami metamorfosis dan berubah menjadi jomblo serta mengalami perpanjangan arti yaitu laki laki dan perempuan yang belum punya pasangan hidup walaupun sudah cukup umur. Kata orang sunda mah, “sorangan bae”. (Sumber)
Source |
Source |
Nah, sekarang ini nggak tahu kenapa kayaknya jomblo itu udah jadi kasta paling rendah dalam pergaulan remaja maupun dewasa. Udah banyak bukti misal di komik meme sampai di iklan juga sering banget meng-underestimate makhluk yang disebut jomblo ini. Seolah-olah mendoktrin para remaja dan dewasa kalau udah dapet status pacaran maka kamu udah dianggap kasta Ksatria atau bahkan Brahmana (kasta dalam agama Hindu). Masa iya mau pacaran cuma gara-gara nggak mau dibilang jomblo? Astaga.. Jangan sampai gue bilang H-E-L-L-O! Hello...?! (credit dulu buat mas @imamdarto)
Jomblo itu menurut saya wajar-wajar aja sih, khususnya bagi pejuang JOmblo Sebelum Halal (kalau saudara saya nyebutnya JOSH). Karena apa? Karena para pejuang JOSH ini rela menjomblo (meskipun dia sebenarnya juga bisa pacaran kalau mau) demi ketakwaannya sama Allah. Dia hanya mau pacaran kalau misal udah dapet status nikah.
Yah, walaupun ada juga sih para jomblo dengan motif lain, seperti mau fokus kuliah dulu, mau ngumpulin duit biar bisa beli rumah di komplek BSD, mau nabung biar emaknya naik haji, dll. Mereka juga nggak perlu di-underestimate. Kita harus menghargai niat mereka yang mulia itu.
Nah, karena banyaknya orang non-jomblo yang ngebully orang jomblo (bahkan ada juga orang jomblo yang ngebully sesama jomblo -_-), mereka (jombloers) juga banyak yang membuat semacam pembelaan di komik meme. Contohnya kaya di bawah ini.
Source |
Source |
Muehehe..
Untuk itu, nggak perlu resah dan nggak perlu risau bagi para jombloers. Kalau kalian punya motif yang kuat untuk mempertahankan kejombloan kalian (yah, paling nggak sampai kalian siap nikah), it doesn't matter. Tuhan udah menciptakan manusia secara berpasang-pasangan kok. Kalau kalian pengen pasangan yang baik, kalian juga harus memantaskan diri dulu jadi orang yang baik. Lalu buat jomblo yang nembak-ditolak-nembak-ditolak terus sama si A, si B, si C, sabar aje yee.. Mungkin caranya bukan cuma nembak tapi ngelamar. Kalau ngelamar juga ditolak, banyak-banyak berdoa sama Allah. Deket-deket sama ustaz atau kyai, siapa tahu dijodohin sama anaknya.. Hehehe
Hijab
Lanjut yee.. Koreksi yang kedua ini masalah hijab. Udah banyak sih sebenarnya yang ngomongin tentang hijab ini, di blog, di facebook, di twitter, apalagi di buku yang saya pinjam dari temen saya (Yuk, Berhijab! -red). Di buku ini diulas secara lugas dan tuntas bagi muslimah yang pengen tahu bagaimana cara berhijab yang bener.
Nah, masalahnya adalah terkadang orang yang udah berhijab bener pun bisa tergoda dengan tren-tren yang ada. Ya namanya juga perempuan, paling suka kalau dibilang cantik, fashionable, bla bla bla.. Contohnya kaya beberapa hari yang lalu, saya kan nggak tahu kenapa pengen pakai jilbab dengan model yang agak beda kaya biasanya. Jilbabnya yang simple gitu sih. Lalu temen saya ngomen "Wah, cantik, mbak kalo pake jilbab kaya gini." Dan karena terhasut komentar dia, saya jadi merasa nyaman aja pakai jilbab model itu. Tapi beberapa hari kemudian saya dikasih tahu temen saya yang lain kalau jilbab yang saya pakai itu nggak syar'i. Kemudian kembalilah saya dengan model jilbab yang dulu. Percuma kan dibilang cantik sama manusia tapi Allah nggak sependapat..
Begini nih yang bener (Source) |
Mungkin banyak juga sih muslimah yang mirip-mirip pengalamannya dengan saya ini. Beberapa malah ada yang keterusan dengan jilbab-fashion-yang-nggak-syar'i-nya. Alhamdulillah kalau saya masih ada yang mengingatkan dan masih bisa menerima peringatan.. (Semoga saudari-saudari yang punya pengalaman sama juga segera disadarkan. Aamiin). Ini artinya bukan perkara mudah untuk mempertahankan hijab secara sempurna. Perlu lima Tombo Ati biar hati kita senantiasa mampu untuk menerima kebenaran. Dan juga bisa dengan memanjatkan doa berikut.
Bismillahirrohmanirrohim..
Ya muqallib al-qulub, thabbit qalbi ‘ala dinik
Wahai Tuhan Yang Membolak-balikkan hati, tetapkan hati ini di atas agama-MU..
Ya muqallib al-qulub, thabbit ‘ala’l-haqq
Wahai Tuhan Yang Membolak-balikkan hati, tetapkan hati ini di atas kebenaran-MU..
Ya muqallib al-qulub, thabbit qalbi ‘ala ta’atik
Wahai Tuhan Yang Membolak-balikkan hati, tetapkan hati ini dgn taat pada-MU
Amin ya robbal al-amin... :)
Ya muqallib al-qulub, thabbit qalbi ‘ala dinik
Wahai Tuhan Yang Membolak-balikkan hati, tetapkan hati ini di atas agama-MU..
Ya muqallib al-qulub, thabbit ‘ala’l-haqq
Wahai Tuhan Yang Membolak-balikkan hati, tetapkan hati ini di atas kebenaran-MU..
Ya muqallib al-qulub, thabbit qalbi ‘ala ta’atik
Wahai Tuhan Yang Membolak-balikkan hati, tetapkan hati ini dgn taat pada-MU
Amin ya robbal al-amin... :)
Jejaring Sosial
Banyak yang bilang kalau jejaring sosial itu banyak manfaatnya. Tapi nggak sedikit juga yang bilang kalau jejaring sosial itu alat maksiat dsb. Kalau menurut saya, baik atau tidaknya jejaring sosial itu bukan disebabkan teknologinya melainkan disebabkan oleh penggunanya. Jadi ya sama aja misal Anda punya sebuah pisau, kalau digunakan untuk masak, ngupas apel, dsb itu namanya bermanfaat. Tapi kalau digunakan untuk bunuh orang, ngancem orang, dsb maka itu disebut mudharat.
Namun yang ingin saya koreksi di sini bukan masalah itu. Yang ingin saya koreksi adalah fasilitas retweet di Twitter atau share di Facebook. Terkadang kita suka spontan meretweet atau meng-klik tombol share ketika melihat gambar atau kata-kata bagus. Sadarkah Anda atas motivasi apa kita melakukan hal itu?
Saya akan melakukan koreksi dari pengalaman saya sendiri. Terkadang dalam melakukan hal itu saya nggak benar-benar tulus, seperti H2C (Harap-Harap Cemas) dilike atau dicomment. Yah, perasaan kaya gini ini yang sering ngerusak amalan kita secara nggak sadar. Riya'! Makanya harus tetap bismillah dulu sebelum meretweet atau menge-share sesuatu yang kita anggap baik. Agar apa yang kita bagikan itu tidak hanya bermanfaat bagi orang lain tapi juga bermanfaat untuk diri kita.
Yup, this is the end if this post. Semoga apa yang saya tulis di sini bermanfaat. Silahkan tinggalkan komentar jika ada hal yang tidak berkenan di hati Anda :)
No comments:
Post a Comment