Hari ini saya mau share pengalaman lagi. Masih ada hubungannya sih sama program pengenalan TOEFL yang saya ikuti. Hehe
So please don't be bored ya! Coz in my opinion, discussing 'bout languange is something interesting like I told before :D
Langsung aja yah..!
Jadi di pertemuan ke 8 kemarin, tentor saya ngejelasin tentang Structure. Kebetulan tentor yang biasanya, Ms. Yuni, lagi ada acara, jadi saya dipertemukan (ciyeeh) dengan tentor pengganti yang namanya Mr. Heri, kalo nggak salah. Soalnya nggak begitu kedengeran kemarin XD
Kesan awal waktu ketemu Mr. Heri ini, saya mikir orangnya ngebosenin. Soalnya dilihat dari mukanya aja udah keliatan suntuk gitu. Tapi ya karena saya nggak ada pilihan lain, jadi saya go with the flow aja.. Hehe
Sama Mr. Heri ini, saya sama temen-temen disuruh ngebahas jawaban yang udah dikasih sama Ms. Yuni. Dan ternyata ada beberapa jawaban yang menurut Mr. Heri nggak bener. Saya sih cuma nurut aja karena waktu itu saya lagi nggak konsen karena datang telat. Waktu kita bahas soal-soal itu Mr. Heri sempet bikin saya ilfeel karena dia ngantuk-ngantuk gitu. Duh -_-
Tapi saat tiba-tiba ada telepon, yang ternyata dari istrinya, beliau ngejelasin kalau kemarin dia abis balik dari Aceh, tempat asalnya, karena mertuanya meninggal (innalillahi wa inna ilaihi rajiun). Dan besoknya dia udah harus balik lagi. Itu alasan dia kenapa dia jadi kelihatan nggak fit banget.. So, saya mencoba untuk membuang rasa ilfeel dari beliau :))
Setelah selesai bahas soal, Mr. Heri nyuruh saya dan teman-teman untuk menutup buku. Dia lalu mulai nulis di papan tulis. Tulisannya gini:
Saya makan roti di kelas.
Lalu beliau nyuruh kita untuk mengidentifikasi kalimat itu kenapa kalimat itu bisa bermakna. Yup, jawabannya karena kalimat itu ada subjek dan predikatnya. Terus beliau nulis lagi kaya gini:
Saya cantik.
Terus beliau tanya, apa kalimat itu ada predikatnya. Karena dari SD, kata cantik itu masukya nomina, saya merasa kalau di kalimat itu nggak ada predikatnya. Tapi ternyata pendapat Mr. Heri berbalik dengan pendapat saya. Menurut beliau, setiap kata yang bermakna itu berpredikat. Bedanya predikatnya itu bisa kata sifat, kata kerja, bilangan, dan lain-lain. Dan predikat itu yang membuat subjek kalimat itu jadi hidup.
Dengan contoh-contoh kalimat itu, beliau juga menekankan kalau semua yang ada di dunia ini hidup. Bukan cuma manusia, hewan dan tumbuhan yang disebut makhluk hidup. Benda seperti meja, rumah, bahkan ruangan apapun juga hidup. Hanya saja yang membuat mereka dikatakan hidup berbeda. Manusia hidup karena mempunyai ruh dan akal pikiran. Hewan hidup karena mempunyai nyawa dan insting untuk bertahan hidup. Tumbuhan hidup karena dia bisa tumbuh dan berkembang. Sedangkan benda hidup karena fungsi mereka. Masih belum jelas? Ini saya kasih contoh lagi:
Rumah melindungi manusia dari hujan dan panas.
Nasi mengenyangkan orang yang lapar jika dimakan.
Nah, dari kalimat-kalimat itu udah ngerti kan maksudnya? Jadi benda itu hidup karena dia digunakan. Dari kalimat itu juga kita bisa merenungkan misal nasi itu nggak kita makan dan malah kita buang, dia nggak akan berfungsi. Mungkin juga nasi itu bakalan nangis kalau dia bisa bicara (jadi inget kata-kata ibu waktu nyuapin saat saya masih kecil, hehe)
Dan apa yang dikatakan Mr. Heri itu bener-bener ngejleb sekali menurut saya. Dia bisa berfilsafat dengan belajar bahasa. Dia bisa mempelajari hal yang mungkin kaitannya jauh sama bahasa. Atau malah sebenarnya nggak ada hal yang terlalu jauh sama bahasa? Saya juga nggak ngerti. Hehe
Kaya gini ini yang pengin saya contoh dari beliau, apapun bidang yang kita geluti sekarang, kita tetap bisa belajar hal lain. Bukan hanya menuruti apa yang ada dalam teori sekarang, tapi juga mengupas lebih jauh seputar fenomena-fenomena pengetahuan yang selalu berkembang. Dengan begitu kita akan semakin dekat dengan Tuhan, bukan malah menjadi atheis seperti ilmuwan-ilmuwan yang ada sekarang ini.
Yaa.. Mungkin sekian aja ya yang bisa saya bagiin sama kalian. Semoga bisa jadi bahan renungan bagi para penuntut ilmu di luar sana :)
No comments:
Post a Comment